Podcast Skena-nya: Mengenal Cikal Bakal Musik Ska 2 Tone

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ada program podcast baru yang digelar tim digital KompasTV, bernama Skenanya, yang tayang di channel Youtube Inspirasi Musik dan TikTok @skena.nya.

Ocid yang pernah mengisi podcast musik Rock Geeks di Youtube Inspirasi Musik, kini kembali mengusung obrolan bertema musik dan sejarah band-band legendaris di program baru Skenanya. Bedanya, kali ini Ocid hanya tampil berdua dengan Onir dan ringkas dengan satu kamera, tapi tetap mengulik dalam secara jurnalistik sebuah band yang tengah dibahas..

Di episode terbarunya, Onir dan Bang Ocid ngobrolin soal 2 tone.

Baca Juga: Suho EXO Gelar Konser di Jakarta, Catat Jadwal War Tiketnya

Seperti diketahui Ska adalah jenis musik yang memiliki suara gitar optimis. Hal ini biasanya accompanied oleh bas dan ritem yang sama kadang bersamaan tetapi tidak selalu. Ska telah ada sejak tahun 1950-an dan Reggae berasal dari itu. Ska, hari ini, memiliki lebih dari pengaruh punk untuk itu.

Walaupun tidak sepenuhnya punk, namun ada irama ska di dalamnya, karena ska datang jauh hari punk. Dua suara dicampur bersama-sama ketika ska memukul dunia musik Amerika di gelombang ska ketiga atau third wave ska.

Ska dibagi menjadi tiga jenis: "Tradisional", "2-Tone" dan "Gelombang ke-3". Tradisional muncul di akhir 1950-an sebagai musik dansa baru langsung dari Jamaika, ada The Israellites,The Melodians bahkan The Wailers, sebelum disusul aliran rocksteady dan menjadi “Bapa” dari kemunculan musik reggae.

Dilanjut dengan 2-Tone diberi nama seperti itu karena kulit putih dan kulit hitam datang bersama untuk membentuk sebuah grup music. Band ska saat itu menyebar kesatuan pada tahun 1970 di dataran Inggris dan berkaitan erat juga dengan budaya Mods, dan kemunculan dari hardmods atau skinhead.

Baca Juga: Podcast Skena-nya: Cek, Ini Rekomendasi Buku-Buku yang Membahas Skinhead

Jadi, apa bedanya 2 Tone dengan musik ska pada umumnya? Siapa saja musisinya dan apa pengaruhnya di dunia skena musik?

Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV