> >

Podcast Skena-nya: Sejarah Docmart, Sepatunya Anak Skena Musik

Musik | 1 Juni 2024, 19:44 WIB
Sepatu Dr. Martens X Yohji Yamamoto. Sepatu Docmart atau Dr. Martens, yang juga akrab disebut "Doc Martens," telah menjadi ikon dalam dunia mode dan subkultur selama lebih dari setengah abad. (Sumber: Dr. Martens)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sepatu Docmart atau Dr. Martens, yang juga akrab disebut "Doc Martens," telah menjadi ikon dalam dunia mode dan subkultur selama lebih dari setengah abad.

Sepatu ini memiliki perjalanan panjang yang dimulai dari kebutuhan medis hingga menjadi simbol pemberontakan, gaya hidup, dan sekarang di Indonesia dikenal sebagai sepatunya anak skena musik.

Sepatu Docmart pertama kali dipasarkan di Inggris pada 1 April 1960 dengan model 1460 boots. 

Model ini segera mendapatkan tempat di hati masyarakat pekerja Inggris, seperti polisi dan pekerja pos, berkat ketahanan dan kenyamanannya. 

"Dulu itu boots memang pakaian standar orang kerja. Makanya dibilang dari kelas pekerja. Dulu orang kerja di Inggris begitu, karena melindungi kaki," jelas wartawan musik Kompas TV, Abdul Rosyid atau yang akrab disapa Ocid, dalam podcast Skena.nya.

Kisah sepatu Docmart atau Dr. Martens berawal pada tahun 1945, ketika Dr. Klaus Märtens, seorang dokter Jerman, menciptakan sol sepatu yang nyaman dari ban mobil bekas untuk menggantikan sol sepatunya yang tidak nyaman setelah mengalami cedera saat bermain ski. 

Baca Juga: Apa Arti Kata Skena yang Ramai di Medsos? Ternyata Akronim 3 Kata Ini

Bersama rekannya, Dr. Herbert Funk, Märtens mengembangkan sepatu ini lebih lanjut.

Pada tahun 1947, sepatu ini mulai dipasarkan dan diterima dengan baik oleh kalangan pekerja medis di Jerman karena kenyamanannya.

Pada 1959, perusahaan Inggris, R. Griggs Group Ltd., membeli hak produksi sepatu ini. Mereka membuat beberapa modifikasi penting, termasuk sol "AirWair" yang ikonik dan jahitan kuning khas yang hingga kini menjadi ciri khas Dr. Martens.

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU