10 Karya Seni Kontroversial yang Hebohkan Masyarakat Dunia, Ada Lukisan Pembunuh Anak
Seni budaya | 1 November 2023, 08:30 WIBNamun sayangnya, karya tersebut mendapatkan penolakan keras karena dianggap tidak cukup memberikan penghormatan pada tentara Amerika yang tewas selama perang Vietnam.
Seorang tentara menyebut karya Maya Lin memalukan, sementara 27 anggota kongres dari Partai Republik mengirim surat pada Presiden Ronald Reagan untuk menolak karya Maya Lin.
Setelah perdebatan panjang, desain Maya Lin akhirnya tetap dibuat, dan untuk menenangkan masyarakat yang protes, karya peringkat kedua sayembara itu juga ikut ditampilkan.
6. Dropping a Han Dynasty Urn - Ai Weiwei
Ai Weiwei, seorang seniman dan aktivis China, memicu kontroversi dengan pertunjukan Dropping a Han Dynasty Urn.
Sesuai judulnya, pertunjukan itu menampilkan penghancuran sebuah jambangan peninggalan Dinasti Han yang telah berusia 2.000 tahun dan merupakan simbol sejarah China.
Banyak orang melancarkan protes karena menilai pertunjukan itu tidak etis dan menodai sejarah China.
Meskipun banyak yang mengkritiknya karena merusak sejarah China, Ai Weiwei mempertahankan karyanya sebagai bentuk perubahan.
Ai Weiwei membalas protes itu dengan mengutip ucapan tokoh China, Mao Zedong: “Satu-satunya cara membangun sebuah dunia baru adalah dengan menghancurkan dunia lama.”
Baca Juga: Keren! Lukisan Wajah 7 Presiden dengan Sususan Nama Desa di Indonesia
7. Lukisan Myra - Marcus Harvey
Myra adalah lukisan karya seniman Marcus Harvey yang menampilkan Myra Hindley, seorang pembunuh brutal terhadap 5 orang anak berusia 10 dan 17 tahun pada tahun 1963 sampai 1965.
Tekknik pembuatan lukisan ini cukup rumit, karena terbuat dari cetakan tangan anak-anak kecil.
Begitu lukisan itu dipamerkan di Royal Academy of Art pada tahun 1997, dia diserang oleh anggota masyarakat, yang memerciki lukisannya dengan tinta dan telur.
8. Lukisan St. Matthew and The Angel - Caravaggio
Caravaggio, seorang pelukis terkenal yang memiliki pendekatan yang humanistik pada agama dari abad ke-16, memiliki kisah hidup dan karya-karya yang kontroversial.
Salah satu karyanya yang memicu kontroversi adalah Lukisan St. Matthew and The Angel, yang dibuat untuk Kapel Contarelli di Roma.
Lukisan tersebut dianggap kontroversial karena menggambarkan Santo Matius, salah satu murid Yesus, dengan menggunakan model seorang petani miskin.
Gereja terutama marah karena Santo Matius tampil dengan kaki yang kotor. Selain itu, lukisan tersebut juga menggambarkan Santo Matius yang tidak bisa membaca, sehingga perlu dibacakan oleh seorang malaikat.
Akhirnya, Kapel Contarelli menolak lukisan itu dan menggantinya dengan lukisan lain.
9. Lukisan Ecce Mono - García Martínez
García Martínez, seorang Seniman asal Spanyol, melukis Yesus Kristus yang dimahkotai dengan duri di dinding Gereja Santuario de Misericordia di Borja, pada tahun 1930.
Sayangnya, lukisan tersebut rusak seiring berjalannya waktu. Kemudian pada 2012, Cecilia Giménez, seorang seniman amatir, berinisiatif untuk memperbaiki lukisan tersebut.
Sayangnya gambar yang dibentuk malah cenderung jelek, dan membuat lukisan ini viral di dunia maya.
Baca Juga: Kreatif! Seniman Ini Buat Lukisan Unik Menggunakan Cat dari Ampas Kopi
10. Lukisan Kristus Hitam - Ronald Harrison
Ronald Harrison, seorang seniman Afrika Selatan, melukis Yesus Kristus sebagai orang berkulit hitam pada tahun 1962.
Yesus Kristus digambarkan dengan Albert Luthuli selaku Presiden Kongres Nasional Afrika, yang dikelilingi oleh John Vorster selaku mantan Menteri Kehakiman dan Hendrik Verwoerd selaku mantan Perdana Menteri yang bertugas sebagai tentara Romawi.
Lukisan tersebut sempat dipamerkan di Gereja St. Luke di Cape Town pada tahun 1962, dan kemudian seniman tersebut ditahan dan disiksa oleh polisi
Terlepas dari apakah karya seni kontroversial tersebut mendapat dukungan atau penolakan, dapat memberikan kita pelajaran berharga tentang kesulitan ekspresi manusia, serta mengingatkan kita bahwa seni bukan hanya tentang keindahan, tetapi juga tentang pemikiran kritis, refleksi, dan keberanian untuk menghadapi perbedaan pendapat.
Penulis : Almarani Anantar Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/Tribunnews.com