Lisensi Miss Universe Poppy Capella Dicabut, Akankah Dipegang Kembali oleh Yayasan Puteri Indonesia?
Selebriti | 14 Agustus 2023, 19:46 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Lisensi Miss Universe Indonesia yang dipegang Poppy Capella via PT Capella Swastika Karya resmi dicabut Organisasi Miss Universe usai heboh dugaan pelecehan seksual di ajang tersebut. Finalis Miss Universe 2023 pun melaporkan pihak penyelenggara ke polisi usai mengaku dipaksa telanjang dada dan difoto pada malam sebelum grand final.
Skandal ini pun kemudian disorot komunitas internasional, hingga Organisasi Miss Universe, lembaga global penyelenggara kontes kecantikan tersebut, bertindak.
Organisasi Miss Universe kemudian mencabut lisensi PT Capella Swastika Karya dan membatalkan Miss Universe Malaysia 2023 yang lisensinya juga dipegang perusahaan tersebut.
Usai pencabutan lisensi ini, sejumlah pihak bertanya-tanya soal kelanjutan kontes Miss Universe di Indonesia. Tak sedikit yang khawatir Indonesia tidak lagi bisa mengirimkan perwakilan ke kontes Miss Universe internasional.
Baca Juga: Kronologi Pencabutan Lisensi Miss Universe Indonesia 2023, Bikin Heboh Usai Dugaan Pelecehan Seksual
Sejumlah pihak pun berharap lisensi Miss Universe Indonesia kembali dipegang Yayasan Puteri Indonesia (YPI). Yayasan ini memegang lisensi Miss Universe Indonesia selama 30 tahun hingga Februari 2023.
Akan tetapi, Head of Communication YPI Mega Angkasa menyebut pihaknya belum bisa mengambil sikap terkait lisensi Miss Universe di Indonesia. Ia menyebut pihaknya masih menunggu pemeriksaan oleh kepolisian.
"Kami masih menunggu hasil pemeriksaan polisi atas kasus ini," kata Mega Angkasa dikutip Kompas.com, Senin (14/8/2023).
Lisensi penyelenggaraan Miss Universe Indonesia dari YPI berpindah tangan ke PT Capella Swastika Karya secara mengejutkan pada awal tahun lalu. Pergantian pemegang lisensi ini berdasarkan keputusan JKN Global Group, konglomerasi multinasional asal Thailand yang menjadi pemilik baru Organisasi Miss Universe.
Pada waktu itu, YPI mempertanyakan peralihan lisensi dan merasa dirugikan atas keputusan JKN Group.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber :