4 Tradisi Unik Tahun Baru Islam 1 Muharam di Indonesia, Ada Kirab hingga Ledhug Suro
Seni budaya | 18 Juli 2023, 18:11 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Masyarakat Indonesia memiliki berbagai tradisi unik untuk merayakan Tahun Baru Islam 1 Muharam. Tahun ini, 1 Muharram 1445 H jatuh pada tanggal 19 Juli 2023.
Setiap wilayah di Indonesia memiliki berbagai macam cara untuk merayakan Tahun Baru Islam.
Tradisi ini seperti, kirab, mubeng beteng, upacara, hingga ledhug suro.
Baca Juga: 70 Twibbon Tahun Baru Islam 2023 dan Ucapan Selamat 1 Muharram 1445 H
4 Tradisi Tahun Baru Islam di Indonesia
1. Kirab Kebo Bule
Tradisi ini dilakukan oleh Keraton Kasunanan Surakarta. Kirab Kebo Bule dilakukan dengan membawa kebo bule (kerbau berwarna putih) keliling kota pada malam pergantian tahun baru.
Kebo bule digunakan karena dianggap sebagai turunan dari Kebo Bule Kyai Slamet yang dianggap keramat.
Kerbau-kerbau tersebut berperan sebagai Cucuking Lampah (pemandu kirab) dan diikuti oleh para keluarga keraton yang membawa pusaka, diikuti dengan barisan warga Surakarta di belakangnya.
Baca Juga: Doa Malam 1 Suro, Baca Ayat Kursi dan Doa Awal Tahun Baru Setelah Magrib
2. Mubeng Beteng
Melansir Kompas.com, Tahun Baru Islam di Yogyakarta dirayakan dengan tradisi Mubeng Beteng, tradisi mengelilingi Kompleks Keraton Yogyakarta tanpa berbicara, makan, minum, bahkan merokok.
Adapun, jarak yang ditempuh kurang lebih 5 kilometer. Wisatawan pun dapat mengikuti acara ini dengan mematuhi peraturan yang ada.
3. Ledhug Suro
Dikutip dari Warisan Budaya Kemdikbud, Ledhug Suro merupakan salah satu tradisi perayaan Tahun Baru Islam dan Tahun Baru Jawa di Magetan, Jawa Timur.
Dalam acara ledhug, alat-alat tersebut ditabuh secara bergantian dengan dikombinasikan pukulan gong dan musik yang lain, sehingga muncul irama musik yang khas.
Baca Juga: Bacaan Doa Awal dan Akhir Tahun Baru Islam 2023, Ini Waktu Mengucapkannya
4. Tradisi Tabot
Sementara itu, tradisi Tahun Baru Islam di Bengkulu dilakukan dengan menggelar tradisi Tabor.
Ini dilakukan untuk mengenang kepahlawanan serta meninggalnya cucu Nabi Muhammad Saw, Husein bin Ali Abu Thalib.
Tradisi ini dilakukan selama 10 hari, mulai 1 Muharam hingga 10 Muharam yang tersaji dalam bentuk festival.
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas.com, Kemdikbud