> >

Tak Bisa Melihat, Begini Cara Putri Ariani Belajar Musik hingga Tembus America s Got Talent

Musik | 9 Juni 2023, 14:51 WIB
Kepala SMM Yogyakarta Agus Suranto saat ditemui di ruang kerjanya di SMM Yogyakarta, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (9/6/2023). (Sumber: Kompas TV/Joshua Victor)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Nama Putri Ariani kini menjadi perhatian publik usai mendapatkan golden buzzer dari juri Simon Cowell di America’s Got Talent (AGT) musim ke-18.

Gadis 17 tahun itu rupanya merupakan siswi kelas XI di SMKN 2 Kasihan, Bantul, Yogyakarta atau Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta. 

Kepala SMM Yogyakarta, Agus Suranto, mengungkapkan cara Putri Ariani belajar musik hingga bisa tembus America’s Got Talent. Sebagai informasi, Putri merupakan penyandang disabilitas tunanetra sejak usia 3 bulan.

Baca Juga: Saat Putri Ariani Menuai Pujian dengan Golden Buzzer, Bagaimana Nasib Cakra Khan di AGT 2023?

Agus mengatakan bahwa pihaknya tidak menerapkan kurikulum khusus bagi siswa berkebutuhan khusus seperti Putri Ariani. Pihaknya juga tidak memberikan guru khusus atau sarana khusus.

“Kami melihat anak berkebutuhan khusus bukan sesuatu yang berbeda, tapi itu kami anggap sebagai sebuah bukti bahwa setiap individu itu karakternya berbeda antara satu dengan yang lain,” kata Agus saat ditemui Kompas TV, Jumat (9/6/2023).

Saat ini, ada dua siswa penyandang disabilitas di SMM Yogyakarta, dan Putri salah satunya. Agus menerangkan, keberadaan dua siswa tersebut jadi kesempatan bagi para guru untuk memunculkan strategi baru mengajar siswa.

Baca Juga: Kisah Ibu Putri Ariani Peraih Golden Buzzer AGT, Rela Tinggalkan Pekerjaan demi Karier Sang Anak

Menurut Agus, masing-masing siswa punya cara belajar masing-masing, sehingga para guru harus menemukan metode dan strategi yang berbeda untuk mengajar para siswa.

“Kami melihatnya itu bahwa A dan B benar-benar berbeda secara signifikan. Setiap individu unik. Kita nggak boleh mengajar dua anak (yang berbeda) dengan metode yang sama,” terang Agus.

Sebagai informasi, SMM Yogyakarta merupakan sekolah musik berfokus musik klasik. Para siswa pun harus memiliki kemampuan membaca not balok dan wajib mengambil satu instrumen mayor. Lantas bagaimana dengan Putri?

Ada cara khusus bagi Putri Ariani mempelajari not-not balok, yakni dengan mendengarkan, bukan membaca. Guru akan menerjemahkan notasi ke dalam bentuk audio.

“Membaca notasi memang, nggak bisa baca ya Putri. Guru akan menerjemahkan notasi itu dalam bentuk audio. Dari tulisan not balok di papan tulis, itu diterjemahkan dalam bentuk audio yang bisa ditangkap oleh telinganya Putri. Jadi telinganya itu kurasinya luar biasa. Kalau (ibarat) kaca, tidak buram, clear,” jelas Agus memuji siswinya.

Baca Juga: Sosok Putri Ariani, Perempuan Bantul yang Dobrak Keterbatasan di America’s Got Talent

“Sekali mendengar itu, dia seperti bisa merekam. Alatnya bisa dengan piano atau komputer. Jika itu berupa narasi, maka guru tinggal menjelaskan,” sambungnya.

Soal instrumen, Agus mengatakan bahwa Putri mengambil instrumen mayor yakni flute.

Menurut Agus, hal ini membuat proses pembelajaran menjadi makin berkembang. Siswa mendapatkan wawasan musik, dan guru berkesempatan mengembangkan strategi mengajarnya.

“Ini yang menjadikan kami menjadi kaya. Guru kaya strategi dan metode cara mengajarnya,” pungkasnya.

 

 

 

Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU