> >

Profil Siti Latifah Herawati Diah, Tokoh Jurnalis Wanita Indonesia di Google Doodle Hari Ini

Selebriti | 3 April 2022, 09:04 WIB
Profil Siti Latifah Herawati Diah, tokoh jurnalis wanita Indonesia yang diabadikan dalam Google Doodle hari ini, Minggu (3/4/2022). (Sumber: Google/Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Google Doodle hari ini, Minggu (3/4/2022) dihiasi oleh ilustrasi Siti Latifah Herawati Diah, seorang jurnalis wanita Indonesia.

Pembuatan Google Doodle Siti Latifah Herawati Diah itu untuk merayakan 105 tahun kelahirannya.

Herawati dikenal sebagai istri dari tokoh pers yang juga mantan Menteri Penerangan, Burhanudin Mohamad B.M. Diah.

Selain itu, Herawati juga merupakan pendiri koran Indonesian Observer dan Yayasan Bina Cerita Indonesia.

Ia juga seorang atlet bridge paling senior di Indonesia.

Profil Siti Latifah Herawati Diah

Siti Latifah Herawati Diah lahir di Tanjung Pandan, Kepulauan Bangka Belitung pada 3 April 1917.

Baca Juga: Google Doodle Rayakan Hari Perempuan Sedunia 2022

Ia menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Medistra Jakarta pada 30 September 2016 di usia 99 tahun akibat pengentalan darah.

Herawati dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, di samping makam suaminya, B.M Diah.

Ia merupakan seorang putri dari pasangan Raden Latip, seorang dokter yang bekerja di pertambangan timah Billiton Maatschappij dan Siti Alimah.

Herawati pernah mengenyam pendidikan Europeesche Lagere School (ELS) di Salemba, Jakarta.

Setelah itu, ia bersekolah ke Jepang di American High School di Tokyo. 

Berkat dorongan dari ibunya, ia kemudian berangkat ke Amerika Serikat untuk belajar sosiologi di Barnard College yang berafiliasi dengan Universitas Columbia, New York.

Berkat kecerdasan dan kegigihannya, Herawati lulus pada tahun 1941 dan pulang ke Indonesia pada 1942.

Tak lama kemudian, ia bekerja sebagai wartawan lepas kantor berita United Press International (UPI). 

Baca Juga: Intip Suasana Arab Saudi di Hari Pertama Ramadan 1443 H: Masjid Nabawi Dipenuhi Jemaah Salat Tarawih

Herawati juga menjajaki karir sebagai penyiar di radio Hosokyoku sebagai pembaca surat dari para tahanan.

Di situlah ia bertemu dengan Burhanudin Mohamad (B.M.) Diah yang kelak akan menjadi suaminya.

Pada 1 Oktober 1945, B.M. Diah mendirikan Harian Merdeka. Herawati juga terlibat dalam pengembangannya.

Pada tahun 1955, Herawati dan suaminya mendirikan The Indonesian Observer, koran berbahasa Inggris pertama di Indonesia. 

Koran itu diterbitkan dan dibagikan pertama kali dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat, tahun 1955. 

The Indonesian Observer bertahan hingga tahun 2001, sedangkan koran Merdeka berganti tangan pada akhir tahun 1999.

Di usianya yang sudah senja, Herawati masih aktif menekuni hobinya bahkan masih mengikuti turnamen bridge. 

Baginya permainan bridge dapat mengasah kemampuan otak dan mencegah kepikunan.

Penulis : Dian Nita Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU