Mengintip Museum SAN Karya Arsitek Tadao Ando, yang Jadi Latar Drama Korea Mine
Film | 1 Juli 2021, 17:11 WIBSEOUL, KOMPAS.TV - Museum SAN (Space Art Nature) karya arsitek kondang, Tadao Ando menjadi salah satu latar cerita yang menarik perhatian penonton drama romantis, Mine.
Dalam drama yang baru menuntuskan 16 episodenya terebut, Museum SAN digambarkan sebagai rumah utama bagi keluarga Hyowon, yang disebut Cadenza.
Perpaduan kesan alami dan seni yang begitu kuat pada museum yang terletak di Oakvalley, Wonju, Gangwon, Korea Selatan tersebut memang begitu cocok untuk merepresentasikan keluarga Hyowon yang kaya raya.
Ando merancang museum ini dengan mengutamakan harmonisasi alam serta seni yang kemudia memunculkan slogan Disconnect to Connect.
Baca Juga: A Retrospecstive: Napak Tilas Seniman Kontemporer Jepang Yayoi Kusama
Maksudnya, museum ini didesain sebagai tempat istirahat sekaligus relaksasi bagi pengunjung yang datang, berkat adanya elemen alam dan seni yang kuat.
Seperti susunan batu alam pada dinding bangunan museum, yang kemudian menjadi elemen ikonis pada drama yang dibintangi oleh Kim Seo Hyung tersebut.
Memerankan karakter Jung Seo Hyun, dalam beberpa adegan, Seo Hyung terlihat beranjak keluar rumah dengan melewati deretan dinding Museum SAN.
Selain sarat akan makna yang puitis, karya arsitektur dari Ando ini juga dikelilingi oleh bentangan alam yang sangat mempesona.
Sehingga, kesan rumah mewah yang hendak dimunculkan dalam drama besutan sutradara Lee Na-Jeong tersebut dapat dipenuhi oleh Museum SAN.
Baca Juga: Menyimpan Ribuan Lukisan Edvard Munch, Museum Baru di Oslo, Norwegia akan Dibuka Oktober 2021
Terlebih, Museum SAN pastinya mampu menyegarkan pikiran dan jiwa siapa pun yang ada di dalamnya lewat tamannya yang memiliki tiga konsep, yaitu bunga, air, dan bebatuan.
Adapun sudut lain dari museum ini yang tak kalah menenangkannya yakni Mediation Hall, tempat Lee Bo Young saat memerankan Seo Hi Soo melakukan yoga.
Melansir Sothebys.com, dalam merancang Mediation Hall, Ando mengambil inspirasi dari makam tua pada dinasti Silla.
Untuk itu, ia pun merancang ruang seluas 132 meter persegi tersebut menjadi sebuah dome yang menerapkan arched skylight pada bagian tengahnya.
Dengan demikian, suasana interiornya pun seakan begitu mengilhami karena mendapatkan garis cahaya proyeksi langit dari luar yang terus berubah setiap waktunya.
Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV