> >

Hari Valentine, Ternyata Ada Kisah Tragis di Balik Hari yang Identik dengan Cinta dan Kasih Sayang

Lifestyle | 14 Februari 2021, 13:33 WIB
Ilustrasi surat untuk kado Hari Valentine. (Sumber: Pixabay/Pezibear)

Peringatan kematian Valentine ini juga dilakukan untuk menghentikan tradisi perayaan pesta bernama festival Lupercalia yang pada saat itu rutin dilakukan pada 13-15 Februari oleh orang-orang Romawi.

Tradisi Lupercalia ini dilakukan dengan cara mengorbankan seekor anjing dan kambing oleh para pria. Mereka menguliti kedua hewan tersebut dan menggunakannya sebagai cambuk untuk para perempuan yang diyakini akan menjadikan perempuan tersebut lebih subur.

Tradisi ini juga sekaligus dilakukan sebagai ajang perjodohan. Para pria akan mengambil nama perempuan yang ada di dalam kotak dan menyatakan cintanya.

Baca Juga: Hari Valentine Identik dengan Cokelat, Mengapa?

Selain kisah tragis yang mewarnai Hari Valentine, terdapat keterkaitan kematian Santo Valetine dengan kisah cinta romantis yang dicetuskan oleh penyair bernama Geoffrey Chaucer, penulis buku The Canterbury Tales.

Chaucer merupakan seorang penyair pada abad pertengahan yang menciptakan sebuah tradisi atau ritual pengungkapan cinta dan kekaguman secara rahasia.

Tradisi ini pun berkembang dan menyebar hingga penjuru Eropa sampai pada abad ke -19. Melalui tradisi ini, masyarakat mulai bertukar kartu ucapan tepat pada tanggal 14 Februari.

Tak hanya bertukar kartu ungkapan cinta dan kasih sayang, masyarakat juga saling bertukar hadiah di Hari Valentine, seperti cokelat, buket bunga, perhiasan, hingga barang-barang yang disukai oleh pasangannya.

Penulis : Fiqih-Rahmawati

Sumber : Kompas TV


TERBARU