> >

Keju Unta dari Sahara Barat, Incaran Para Turis

Lifestyle | 4 Februari 2021, 07:00 WIB
Kemasan keju unta produksi koperasi Ajbane Dakhla yang menjadi incaran para turis sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia. (Sumber: AP Photo)

Susu unta memiliki kandungan tertentu yang membuatnya sulit mengental, hingga memprosesnya menjadi keju menjadi sebuah tantangan tersendiri.

Meski tahapan memproduksi keju unta merupakan proses yang kompleks, para perempuan di koperasi Ajbane Dakhla kini semakin ahli membuat keju bertekstur lembut itu.

Baca Juga: Digigit Unta, Seorang Laki-Laki Dilarikan ke Rumah Sakit

Kini, koperasi Ajbane Dakhla mampu memproduksi 100 kilogram keju unta setiap bulan. Setiap bulannya, produksi keju menghabiskan 1.000 liter susu unta, karena 1 liter susu unta hanya menghasilkan 100 gram keju saja.

Saat keju sudah jadi, keju kemudian disimpan dalam kulkas bersuhu 4 derajat Celsius dan mampu bertahan selama 15 hari. Satu bungkus keju unta berbobot 100 gram dijual seharga 2,8 dolar AS.

Baca Juga: Lomba Balap Unta Resmi Jadi Warisan Budaya Dunia UNESCO

Lantaran produksinya terbatas, produk keju unta ini kerap menjadi incaran para turis yang datang. Namun, sejak pandemi Covid-19 melanda sepanjang tahun lalu, pariwisata di gurun Sahara dan koperasi Ajbane Dakhla pun terimbas.

Meski menawarkan pemandangan gurun yang menawan, Sahara Barat menyimpan sejarah yang kelam.

Sengketa wilayah yang sejak lama terjadi membuat akses Sahara Barat ke dunia luar terbatas.

Pada 1975, Maroko mencaplok bekas koloni Spanyol ini, yang memicu peperangan selama 16 tahun. Selama 30 tahun terakhir, Sahara Barat mengalami kebuntuan diplomatik dan militer antara Maroko dan Front Polisario, organisasi yang mengupayakan kemerdekaan Sahara Barat.

Penulis : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU