> >

Istilah Fesyen Baru di Masa Lockdown: Hate-wear dan Sadwear, Apa Itu?

Lifestyle | 26 Januari 2021, 13:42 WIB
Ilustrasi hate-wear dan sadwear fesyen di masa lockdown. (Sumber: KOMPAS.com/KAHFI DIRGA CAHYA)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Masa pandemi Covid-19 telah mengubah beberapa hal, termasuk tren fesyen.

Terlebih saat beberapa wilayah menerapkan aturan lockdown atau karantina, orang-orang cenderung mengenakan pakaian yang praktis dan nyaman.

Beberapa produk fesyen seperti sepatu bot Ugg, Crocs dan celana panjang dengan ikatan pinggang yang elastis mengalami peningkatan penjualan.

Dilansir dari Guardian, banyak dari kita yang bergulat dengan emosi selama masa lockdown. Hal tersebut ternyata memengaruhi cara kita merasakan dan membicarakan pakaian yang juga berubah.

Minggu lalu, terdapat dua kata baru yang diciptakan untuk menggambarkan tren baru berpakaian di masa pandemi, yakni hate-wear dan sadwear.

Menurut The New York Times, hate-wear mengacu pada pakaian yang tidak bergaya namun sangat nyaman dikenakan. Artinya, pakaian hate-wear dikenakan karena kenyamanannya bukan karena gayanya.

Baca Juga: Merasa Tak Dihargai, Model Berhijab Undur Diri dari Dunia Fesyen Internasional

“Tidak tahu cara berpakaian adalah masalah kecil bagi siapapun. Tapi kami (kebanyakan) masih harus mengenakan pakaian. Bagi kami yang sekarang bekerja dari rumah, itu telah menghasilkan beberapa pilihan yang aneh,” tutur Reyhan Harmancy, penulis New York Times.

Contoh pakaian hate-wear di antaranya sweater berlubang, bawahan jogging dengan ukuran yang besar, dan jumper yang dipakai secara teratur sehingga menciptakan kesan stress dan kesedihan.

Pakaian ini memberikan simbol atas apa yang dirasakan oleh orang-orang di masa lockdown.

Sementara itu, Esquire muncul dengan istilah sadwear, yang berarti pakaian yang membuat orang-orang merasa lebih baik saat sedang sedih.

“(Sadwear) secara khusus muncul dari kebencian eksistensial dari lockdown,” ujar Chalie Teasdale, direktur majalah Esqiure.

Daftar pakaian untuk sadwear ini seperti piyama, hoodi dan celana jogging yang serasi. Namun, daftar tersebut bisa mencangkup sesuatu yang tidak terduga atau mewah, tergantung bagaimana perasaan pemakainya.

Menurut Teasdale, kata-kata tersebut merupakan bagian dari leksikon baru yang diartikulasikan sebagai plester busana yang dapat digunakan orang untuk mengurangi kesuraman.

Beberapa selebriti yang telah melakukan tren berpakaian di masa lockdown ini, di antaranya Harry Style dengan pakaian tidurnya, Justin Bieber dengan kaus oversized, dan Jared Leto dengan topi beanie.

Penulis : Fiqih-Rahmawati

Sumber : Kompas TV


TERBARU