Dua Media Asing Soroti Kebijakan Pemerintah Menggunakan Influencer Terkait Vaksinasi
Selebriti | 15 Januari 2021, 18:08 WIBSelain itu Reuters juga mewawancarai salah satu pendiri Lapor Covid-19, Irma Hidayana. Irma mengkritik pemerintah yang seharusnya memilih petugas kesehatan untuk divaksin awal-awal, bukan influencer.
“Ini juga menunjukkan bahwa pemerintah tidak konsisten dalam memprioritaskan siapa yang mendapat vaksin terlebih dahulu,” kata Irma.
Reuters juga menulis bahwa Raffi telah meminta maaf ke publik, namun polisi sedang menyelidiki pelanggaran hukum yang mungkin telah diperbuatnya.
Selain Reuters, Arab News juga memberikan sorotan senada dan bertanya ke Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito.
Mereka mempertanyakan tanggapan pemerintah tentang strategi komunikasinya yang melibatkan publik figur atau influencer yang datang ke pesta dengan melepas masker dan tanpa jaga jarak.
Baca Juga: Dokter Tirta Angkat Bicara Ulah Raffi Ahmad: Pemerintah Evaluasi Pemilihan Influencer
Lewat konferensi pers harian oleh Satgas Penanganan Covid-19 yang disiarkan di laman Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (14/1/2021), Wiku mengakui apa yang dilakukan Raffi Ahmad keliru.
“Dan hal-hal bisa terjadi, kesalahan bisa terjadi, dan tentu saja itu telah diklarifikasi sendiri (oleh Raffi)," katanya lewat konferensi pers.
Istana Kepresidenan memastikan Raffi Ahmad akan menjadi perwakilan milenial atau influencer terakhir yang mendapatkan prioritas vaksin dari pemerintah pusat.
Artinya, pada tahap vaksinasi berikutnya tidak akan lagi ada influencer yang divaksinasi.
Hal tersebut dikemukakan Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono, saat dikonfirmasi, seperti dikutip Jumat (15/1/2021).
"Tentunya tahap berikutnya sudah tidak ada itu (influencer) bergulir, sebagaimana jadwal dari Kementerian Kesehatan," kata Heru dalam keterangannya.
Penulis : Gading Persada Editor : Eddward-S-Kennedy
Sumber : Kompas TV