Gelombang Jupiter dan Saturnus di Tangan HONF dan Musisi Yogyakarta
Musik | 1 Januari 2021, 09:18 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Sejumlah musisi di Yogyakarta bereksperimen di akhir tahun. Para musisi di Yogyakarta itu memanfaatkan fenomena konjungsi agung Jupiter-Saturnus yang terjadi pada 21 Desember 2020.
Mereka berkolaborasi dalam perhelatan bertajuk JUPITER SATURN GREAT CONJUNCTION - 21 YEAR OF HONF FOUNDATION. Para musisi elektronik dan eksperimental yang diundang untuk ikut dalam kolaborasi ini meliputi, WVLV, Kenya, Soba Studio, Mahamboro, Pesona Paranxtritis, Wachid, Heruwa, Metzdub, 8Digit, ELECTROCORE, Adi JPP, TamaT, Ayash, t1mpuk, Galih K, Dansfutura, Indra Menus, dan HONF Family.
“Bertepatan dengan ulang tahun ke-21 HONF ada momentum spesial berupa fenomena antariksa yang terjadi 400 tahun sekali, yakni konjungsi Planet Jupiter dan Saturnus dalam satu garis lurus dari Planet Bumi,” ujar Venzha Christ, Co-founder HONF Foundation, dalam siaran persnya, Kamis (31/12/2020).
Baca Juga: VMARS, Bukti Indonesia Ikut dalam Eksplorasi Mars
Para musisi eksperimental di Yogyakarta ini secara bergantian tampil di panggung yang dibangun mirip antena. Secara teknis, frekuensi dari Planet Jupiter dan Saturnus yang ditangkap secara tersembunyi oleh beberapa antena nyaris tidak terdengar karena bekerja dalam range VLF (very low frequency).
Lalu, gelombang ini disimulasikan secara acak dengan memakai peralatan sederhana yang diamplifikasi sedemikian rupa menjadi suara eksperimental.
Dalam perhelatan ini, Venzha Christ membangun panggung khusus berukuran 4x3 meter persegi dengan tinggi tiga meter. Panggung ini menjadi semacam tetris cahaya yang juga berfungsi sebagai antena eksperimen.
Venzha Christ menjabarkan, berdasarkan studi Max Planck Institute for Astronomy (MPIA), Jupiter bertindak sebagai planet yang membantu kehidupan di Bumi tetap berlangsung. Bantuan Jupiter ini dihadirkan dengan cara membelokkan asteroid berbahaya sehingga tidak memasuki tata surya bagian dalam dan bertabrakan dengan planet lain, termasuk bumi.
“Di sini, HONF Foundation mencoba untuk bereksperimen dengan suara dan frekuensi yang dihasilkan ketika Planet Jupiter dan Saturnus tersebut berkonjungsi dalam satu garis yang hampir lurus,” ucapnya.
Menurut Venzha Christ, kegiatan ini juga secara tidak langsung meningkatkan minat dan atensi masyarakat terhadap dunia seni dan sains antariksa. Tidak hanya itu, perhelatan ini sekaligus menandai akhir 2020 dalam situasi protokol ketat masa pandemi dengan perhelatan musik eksperimental berbagai genre yang juga diunggah secara daring.
Baca Juga: Kiamat Sudah Dekat Karena Asteroid Apophis, Benarkah Demikian?
Memasuki usia ke-21 tahun, HONF Foundation telah memiliki jaringan di 54 negara, lebih dari 250 lembaga dan atau institusi serta lebih dari 1.200 proyek, kerja kolaborasi, lokakarya, events, dan festival. Sejak awal, HONF memakai kerangka kerja yang bernama EFP - Education Focus Program, yang diterapkan disetiap kegiatan dan project-project dengan prinsip DIY (Do It Yourself) dan DIWO (Do It With Other).
HONF Foundation yang berdiri pada 1999 merupakan sebuah komunitas yang berpijak pada seni dan teknologi. Semula, mengatasnamakan seni media baru, kini berkembang dan melahirkan berbagai lab kecil dengan bermacam kelompok di dalamnya, HONF menjadi wadah atau platform untuk saling bertemu dan berbagi antara para pemikir, pekerja seni, peneliti, dan ilmuwan.
Penulis : Switzy-Sabandar
Sumber : Kompas TV