> >

Ternyata Lagu Mimpi Sedih Populer di Selandia Baru, Dinilai Dapat Merekatkan RI dan Selandia Baru

Musik | 21 Desember 2020, 10:33 WIB
(Duta Besar RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya (kiri) berduet bersama Wakil Ketua Partai Nasional Selandia Baru Shane Reti, Minggu, 20 Desember 2020. Dubes Tantowi menyanyikan lagu 'Mimpi Sedih' dalam bahasa Indonesia dan Reti menyanyikan lagu yang sama dalam versi bahasa Maori. Sumber: KBRI Wellington.)

WELLINGTON, KOMPAS.TV - Lagu ‘Mimpi Sedih’ Karya A. Riyanto pernah sangat populer di Indonesia pada tahun 70-an. Tetty Kadi tercatat sebagai penyanyi pertama yang mempopulerkannya. Kemudian lagu ini pernah pula dinyanyikan oleh sederet penyanyi legendaris Indonesia seperti Broery Pesolima, Emilia Contessa, Ratih Purwasih hingga Yuni Shara.

Siapa yang tak terhanyut ketika mendengar lagu ini. Melodinya yang melankolis dan liriknya yang sedih, bisa membuat perasaan pendengar yang sedang patah hati semakin terkoyak. Tak mengherankan jika lagu ini menjadi abadi di hati masyarakat Indonesia dan terus menerus dinyanyikan dalam berbagai versi dari masa ke masa.

Namun siapa sangka, ternyata lagu ini juga populer di Selandia Baru, terutama pada tahun 80-an. Di Selandia Baru, lagu ini dikenal dengan judul “E Ipo” yang liriknya menggunakan bahasa Maori.

Baca Juga: Melalui Konser dan Album, KBRI Wellington Melakukan Diplomasi Musik

Pada Minggu (20/12/2020), Duta Besar RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya, menyanyikan lagu ‘Mimpi Sedih’ dalam konser dan peluncuran album “Friends for Good”. Konser dan peluncuran album ini dilakukan untuk mendekatkan Indonesia dengan masyarakat Selandia Baru dan Pasifik.

“Kalau kita bicara apa yang mendekatkan kita dari hati ke hati dengan masyarakat Pasifik, salah satunya adalah lagu ‘Mimpi Sedih’ ini,” ujar Dubes Tantowi kepada Kompas TV usai konser “Friends for Good” di Wellington, Selandia Baru.

Konon pada awal tahun 80-an, seorang penyanyi legendaris Selandia Baru bernama Prince Tui Teka, mendengar lagu Mimpi Sedih ketika ia sedang bernyanyi untuk menghibur tentara Selandia Baru yang bertugas di Singapura dan tergabung dalam New Zealand Force South East Asia.

Ketika mendengar lagu ‘Mimpi Sedih’ di Singapura, Price Tui Teka terpesona dengan keindahan melodi lagu ini. Ia kemudian meminta seorang penulis untuk membuatkan lirik lagu ‘Mimpi Sedih’ dalam bahasa Maori, yang merupakan bahasa suku asli Selandia Baru. Pada tahun 1982, Prince Tui Teka pun merilis lagu ‘Mimpi Sedih’ dengan judul ‘E Ipo’ di Selandia Baru.

Lagu ‘E Ipo’ kemudian meledak di Selandia Baru dan berhasil menduduki tangga lagu nomor satu selama dua minggu. Hingga kini, masyarakat Selandia Baru dan negara-negara Pasifik lainnya masih akrab dengan lagu ini. Bahkan lagu ‘E Ipo’ juga diterjemahkan ke dalam bahasa Fiji, Samoa dan Tonga.

Baca Juga: Respon Cepat Membuahkan Hasil, Selandia Baru Telah Kembali ke Kehidupan Normal

Dubes Tantowi yang ingin melakukan diplomasi melalui musik, kemudian merekam lagu ini dalam album “Friends for Good”. Salah satu misinya dalam pembuatan album ini adalah untuk memperkenalkan pada masyarakat Selandia Baru, bahwa lagu ‘E Ipo’ sebenarnya merupakan lagu Indonesia dan ditulis oleh pencipta lagu Indonesia.

Dalam konser dan peluncuran album tersebut, Dubes Tantowi menyanyikan lagu ‘Mimpi Sedih’ dengan sangat indah. Tidak hanya itu, ia mengajak Shane Reti, yang merupakan Wakil Ketua Partai Nasional untuk berduet menyanyikan lagu ini. Dubes Tantowi menyanyikan dalam bahasa Indonesia, Shane Reti menyanyikannya dalam bahasa Maori. Duet ini pun berhasil membuat lagu ‘Mimpi Sedih’ yang berirama melankolis, seperti merasuk ke dalam hati pendengar.

Dalam bahasa Indonesia, lagu ini bercerita tentang mimpi sedih yang menjadi nyata. Ketika seseorang ditinggal oleh kekasihnya yang tidak akan pernah kembali. Namun dalam bahasa Maori, lagu ini menggambarkan kecintaan seseorang kepada pasangannya, dimana Prince Tui Teka pun mempersembahkan lagu ini untuk istri tercintanya yang bernama Missy.

“Dalam bahasa Maori, ini adalah lagu romantis. Lagu ini bercerita tentang cintaku padamu, hati yang kumiliki untukmu,” ujar Reti.

Baca Juga: Rayakan 45 Tahun Asean - Selandia Baru, Jokowi Ingin Perkuat Kerja Sama

Meskipun berbeda makna, namun lagu ini dinilai dapat menyatukan Indonesia dengan masyarakat Maori dan Selandia Baru.

“Diplomasi itu pada dasarnya mencari frekuensi yang sama. Nah kita sudah memiliki frekuensi yang sama lewat lagu ‘Mimpi Sedih’. Lagu ini digemari di seluruh Pasifik. Ketika saya menyanyikan lagu ini, orang-orang di seluruh Pasifik langsung tahu dan langsung bersahabat. Pada titik itulah saya mengatakan, bahwa ini sebenarnya lagu kami yang berjudul ‘Mimpi Sedih’. Kekerabatan itu akan terjadi, inilah kekuatan dari music diplomacy,” ujar Dubes Tantowi.

Senada dengannya, Shane Reti pun mengatakan, lagu ini dapat menyatukan masyarakat Indonesia dan Selandia Baru.

“Bagi Dubes Tantowi dan saya, lagu ini seperti penyatuan Indonesia dan Maori. Kami menyanyikan lagu yang populer di kedua negara. Saya pikir penyatuan itu berhasil pada malam hari ini,” tambah Reti.

 

Penulis : Tussie-Ayu

Sumber : Kompas TV


TERBARU