Ternyata Ini Penyebab Meninggalnya Dewa Gitar Eddie Van Halen
Musik | 14 Desember 2020, 13:17 WIBJAKARTA, KOMPAS TV - Gitaris Eddie Van Halen yang memiliki darah Rangkasbitung wafat 06 Oktober 2020 pada usia 65 tahun, menyusul perjuangannya selama bertahun-tahun melawan kanker.
Situs berita entertainmen TMZ yang yang dikutip NME melihat laporan terakhir Eddie Van Halen memberitakan, berdasarkan sertifikat kematian, Eddie Van Halen meninggal akibat stroke. Selain itu Eddie menderita radang dan kanker paru-paru serta kelainan sumsum tulang belakang.
TMZ juga menyebut, kondisi Eddie diperparah oleh kanker kulit di kepala dan leher serta ketidakseimbangan detak jantung.
Jasad Dewa Gitar itu dikremasi 22 hari setelah meninggal dan abunya diserahkan kepada anaknya, Wolfgang Van Halen.
Baca Juga: Dua Gitar Eddie Van Halen Akan Dilelang Dengan Harga Fantastis
Pada wawancara beberapa waktu lalu, Wolfgang diberitahu bahwa ayahnya hanya memiliki sisa waktu enam minggu akibat kanker paru stadium 4. Setelah diagnosis tersebut, keluarga Eddie segera terbang ke Jerman untuk perawatan Eddie.
“Apapun yang dilakukan disana, sungguh menakjubkan, karena saya mendapat tiga tahun tambahan bersama ayah saya,” tutur Wolfgang.
Saat wafatnya Eddie van Halen diumumkan, musisi besar seluruh dunia langsung mengucapkan belasungkawa. Saat penobatan Rock n’ Roll Hall of Fame tahun ini, seperti dilaporkan TMZ, Eddie van Halen mendapat pidato penghormatan dari sesama dewa gitar, Slash gitaris Guns n’ Roses, Kirk Hammett gitaris Metallica, dan Tom Morello gitaris Rage Against The Machine.
Baca Juga: Gitaris Legendaris Eddie Van Halen Meninggal: Ternyata Eddie Punya Hubungan Dengan Indonesia
“Eddie van Halen adalah Mozart dari generasi kami,” tutur Morello lirih pada pidato penobatan itu. “Dia memiliki talenta yang mungkin hanya ada satu kali setiap abad,”
Abu Eddie van Halen disebar di sepanjang pantai Malibu, lautan Pasifik setelah dikremasi 22 hari usai wafatnya.
Sumber TMZ menyebut, salah satu permintaan terakhir Eddie adalah agar abunya disebar di sepanjang pantai kota yang dia cintai, dan anaknya, Wolfgang, menghormati permintaan terakhir ayahnya tersebut.
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV