> >

Kekecewaan Rommy Rafael Soal Sulap dan Hipnotis yang Sering Disalahgunakan dalam Acara Televisi

Selebriti | 31 Agustus 2020, 21:51 WIB
Rommy Rafael dalam Acara Podcast Deddy Corbuzier (Sumber: YouTube/DeddyCorbuzier)

KOMPAS.TV - Dinilai kerap disalahgunakan, Romy Rafael angkat bicara tentang sulap dan hipnotis yang citranya semakin berubah dalam acara televisi.

Saat awal kemunculannya, hipnotis di dunia hiburan merupakan sesuatu yang keren dan menarik. Rommy Rafael mengungkapkan jika persepsi itu mulai berubah saat oknum-oknum tertentu mulai membuat teknik sulap ini menjadi bahan untuk membuat seseorang mengeluarkan keluh kesahnya di sebuah acara TV.

"Karena semuanya sudah I do it akhirnya mau ngapain lagi? Akhirnya doing something yang secara keilmuannya enggak mungkin disentuh yaitu bakar tisu supaya akhirnya keluarin uneg-uneg," kata Romy Rafael seperti dikutip dari podcast Deddy Corbuzier, Jumat (28/8/2020).

Teknik hipnotis untuk mengeluarkan uneg-uneg itu murni hanya untuk mendapatkan rating penonton.   

Selain itu, Romy Rafael kemudian menjelaskan mengapa teknik hipnotis atau hipnoterapi seperti itu tidak mungkin diterapkan secara keilmuan.

"Karena secara keilmuannya enggak bisa, seperti dokter menghidupkan orang mati, enggak bisa. Kalau ada keilmuan bisa keluarin uneg-uneg, KPK seharusnya pakai," ucap Romy.

Tak lama kemudian Deddy Corbuzier pun menyebutkan nama Uya Kuya yang mengubah persepsi hipnotis di dunia hiburan Tanah Air menjadi seperti sekarang ini.

"Terima kasih sudah disebutin," ujar Romy Rafael sambil tersenyum.

Selain menjelaskan mengenai pergeseran persepsi, Romy Rafael juga berbagi cerita tentang penolakan kontrak iklan lantaran idealismenya terhadap dunia hipnotis. 

"Dibilang 'gila juga ya, berani tolak kontrak'. Gara-garanya pasang logo minumannya di font-nya hipnotis, 'o'-nya jadi ada logonya. Padahal sudah ngomongin storyboard," kata Romy.

Bahkan, Rommy Rafael juga pernah menolak iklan rokok hingga obat sakit kepala karena tidak sesuai dengan prinsipnya.

"Tawaran iklan rokok juga pernah ditolak, iklan rokok lho. Iklan obat sakit kepala, hipnoterapi kan enggak pakai obat, dulu pernah juga gue tolak juga. 'Ini storyboard-nya'," ungkap Romy Rafael.

Deddy Corbuzier lantas menanyakan apakah penolakan iklan tersebut sangat berpengaruh terhadap finansial Romy Rafael.

"Apakah itu tidak merugikan lu secara finance? I know, lu tidak dengan itu, lu hidup. Tapi maksudnya kan, you can get more ketika lu menurunkan sisi idealisme," ujar Deddy.

Romy Rafael pun menegaskan jika ia btetap teguh pada prinsip dan citra hipnotis yang sudah ia bangun sejak awal kariernya.

Ia bahkan khawatir suatu saat iklan-iklan tersebut menjadi boomerang jika dirinya tak menerapkan idealisme seperti sekarang ini.

Penulis : Anjani-Nur-Permatasari

Sumber : Kompas TV


TERBARU