Shell Bantah Tutup Bisnis SPBU di Indonesia
Energi | 24 November 2024, 17:47 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Shell Indonesia membantah perusahaannya akan menutup seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Tanah Air, seperti informasi yang marak beredar belakangan ini.
Vice President Corporate Relations Shell Indonesia Susi Hutapea menyatakan, Shell masih fokus menjalankan bisnis SPBU. Hingga saat ini, Shell punya 170 SPBU di Indonesia.
"Shell Indonesia menginformasikan bahwa informasi yang beredar terkait rencana Shell untuk menutup seluruh SPBU di Indonesia adalah tidak benar," kata Susi dalam keterangan resminya, seperti dikutip dari Antara, Minggu (24/11/2024).
Susi enggan menanggapi lebih jauh spekulasi yang beredar di masyarakat.
"Kami tidak dapat berkomentar atas spekulasi yang terjadi di pasar. Shell Indonesia tetap berfokus pada kegiatan operasi SPBU untuk para pelanggan kami," ujarnya.
Baca Juga: Daftar Lengkap Harga BBM Pertamina, Shell, Vivo, dan BP per 1 November 2024
Dalam informasi yang beredar di masyarakat, Shell disebut akan menutup SPBU-nya karena bisbis distribusi BBM yang sedang lesu, maraknya kendaraan listrik, hingga akuisisi Shell Singapura oleh Chandra Asri.
Namun Susi menegaskan, seluruh SPBU yang berada di Pulau Jawa saat ini masih terus beroperasi. Terkait dengan elektrifikasi kendaraan yang akan mengubah pola berkendara, Susi melihatnya sebaliknya.
"Tren di dunia sekarang malah berbalik lagi. Beberapa pabrikan malah mengusung hybrid," jelasnya seperti dikutip dari GridOto.com, Minggu (24/11).
Salah satu informasi yang menyebut Shell akan tutup datang dari Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Aspermigas). Ketua Komite Investasi Aspermigas Moshe Rizal menyampaikan, ia mendengar desas-desus penutupan Shell sejak beberapa minggu lalu.
Baca Juga: Bahlil Sebut Subsidi LPG 3KG akan Tetap Diberikan, Subsidi BBM Ada Opsi Diganti BLT
"Jadi, ini kan perkiraan saya, tapi memang bisnis BBM, apalagi distribusi BBM, SPBU itu sulit. Kenapa? Di Indonesia, karena memang sudah dimonopoli oleh Pertamina, kan," kata Moshe seperti dilansir dari GridOto.com.
Menurut Moshe, penyebab lainnya, imbas akuisisi kilang Shell di Singapura oleh PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) melalui perusahaan patungan bersama Glencore.
Terlebih sebelumnya, Shell pernah menutup unit bisnisnya di Sumatera Utara. Sejak 1 Juni 2024 lalu, Shell Indonesia telah menutup operasional sembilan SPBU di Sumatra Utara.
Adapun Chandra Asri Group dan Glencore telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Shell Energy and Chemicals Park dengan Shell Singapore Pte. Ltd. untuk mengakuisisi seluruh kepemilikannya di SECP pada Oktober lalu.
Baca Juga: Begini Hitung-Hitungan Penghasilan Petani Muda Milenial Sehingga Capai Rp10 Juta per bulan.
Direktur Utama & CEO Chandra Asri Group Erwin Ciputra mengatakan, aksi korporasi ini bertujuan untuk mendukung Indonesia dalam meningkatkan ketahanan energi dan memenuhi permintaan yang terus meningkat untuk produk kimia.
Melalui SECP, yang merupakan salah satu kilang minyak dan pusat perdagangan terbesar di dunia, Chandra Asri Group akan menyediakan produk petroleum, termasuk bensin, bahan bakar jet, gas oil, dan bitumen untuk mendukung berbagai industri di Indonesia.
Selain itu, lanjutnya, Chandra Asri Group akan membantu mengisi kekurangan pasokan produk kimia, seperti MEG, polyol, serta ethylene, propylene, dan styrene monomers, untuk mendukung proses manufaktur di negara ini.
Sehingga, hal tersebut akan memastikan bahwa pasokan energi negara tetap terjamin serta mengurangi ketergantungan pada entitas asing.
“Akuisisi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Hasil usaha yang didapatkan dari SECP akan direpatriasi dan diinvestasikan kembali untuk pembangunan industri dalam negeri, yang akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan pajak nasional, baik dari pajak perusahaan maupun pajak individu,” tutur Erwin.
Penulis : Dina Karina Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Antara /GridOto.com