Jokowi: Deflasi Maupun Inflasi Harus Dkendalikan Sehingga Harga Stabil
Ekonomi dan bisnis | 6 Oktober 2024, 17:00 WIBPENAJAM PASER UTARA, KOMPAS.TV- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, deflasi maupun inflasi harus tetap dikendalikan agar membawa kesejahteraan untuk rakyat dan tidak merugikan semua pihak.
Hal itu ia sampaikan saat menjawab pertanyaan wartawan terkait deflasi yang terjadi 5 bulan berturut-turut.
Jokksi mengatakan, terjadinya deflasi selama 5 bulan hatus dicek apakah karena penurunan daya beli masyarakat atau penyebab lainnya.
"Apapun yang namanya deflasi maupun inflasi itu dua-duanya memang harus dikendalikan sehingga harga stabil, tidak merugikan produsen, bisa petani, bisa nelayan, bisa UMKM, bisa pabrikan, tetapi juga dari sisi konsumen supaya harga juga tidak naik," kata Jokowi usai membuka Nusantara TNI Fun Run di IKN, Kalimantan Timur, Minggu (6/10/2024).
"Coba dicek betul, deflasi itu karena penurunan harga-harga barang, karena pasokannya baik, karena distribusinya baik, karena transportasi tidak ada hambatan atau karena memang ada daya beli yang berkurang. Pengendalian itu yang diperlukan, keseimbangan itu yang diperlukan," lanjutnya.
Baca Juga: Asosiasi Pengusaha Indonesia Soroti Daya Beli Masyarakat Turun Akibat Deflasi Berlangsung 5 Bulan
Meski deflasi kembali terjadi, namun secara tahunan terjadi inflasi 1,84 persen pada September 2024. Menurutnya itu angka yang baik, tapi jangan terlalu rendah agar perputaran ekonomi tetap terjadi.
"Kita saat ini kalau terakhir inflasi year-on-year itu kira-kira 1,8, baik, tetapi jangan sampai itu terlalu rendah juga supaya produsen tidak dirugikan, supaya petani yang berproduksi tidak dirugikan. Itu menjaga keseimbangan itu yang tidak mudah dan kita akan berusaha terus," terangnya seperti dikutip dari Antara.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan deflasi 5 bulan terakhir bukanlah sinyal negatif bagi perekonomian.
Ia menyatakan, deflasi terjadi karena komponen harga bergejolak (volatile food) yang berkaitan dengan komoditas pangan. Dengan deflasi pangan, maka harga bahan makanan di pasar dalam kondisi stabil atau bahkan menurun.
Baca Juga: Deflasi 5 Bulan Berturut-turut, KSP Bicara Soal Upaya Pemerintah Dorong Daya Beli Masyarakat
"Deflasi lima bulan terakhir terutama dikontribusikan penurunan harga pangan. Menurut saya, ini suatu perkembangan positif, terutama terhadap daya beli masyarakat," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Jumat (4/10/2024).
Bendahara Negara menjelaskan, belanja masyarakat, utamanya kelompok menengah bawah, didominasi oleh belanja makanan. Artinya, harga pangan di pasar yang menurun justru bisa membantu masyarakat menjangkau bahan-bahan makanan dengan lebih murah.
"Jadi, deflasi lima bulan berturut-turut yang berasal dari harga bergejolak itu adalah hal yang memang kita harapkan bisa menciptakan level harga makanan yang stabil dan rendah, karena itu baik untuk konsumen Indonesia, terutama menengah bawah yang mayoritas belanjanya untuk makanan," sambungnya.
Baca Juga: Nomor Kontak Darurat Medis 119 Kini Bisa Diakses lewat Aplikasi SATUSEHAT, Termasuk Panggil Ambulans
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia mengalami deflasi 0,12 persen (month-to-month/mtm) pada September 2024.
Tren deflasi ini telah berlangsung sejak Mei 2024, dengan rincian deflasi 0,03 persen pada Mei, 0,08 persen pada Juni, 0,18 persen pada Juli, dan 0,03 persen pada Agustus.
Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Antara