> >

Sejak 2015, Pemerintah Bangun 1.731 Km Rel dan Investasikan Rp223 T untuk Infrastruktur Kereta

Ekonomi dan bisnis | 30 September 2024, 13:13 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkap, sejak 2015 pemerintah telah membangun lebih dari 1.700 km rel kereta api di 55 lokasi. (Sumber: Kemenhub)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkap, sejak 2015 pemerintah telah membangun lebih dari 1.700 km rel kereta api di 55 lokasi. 

Pembangunan jalur kereta itu tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, yang meliputi pembangunan jalur dwi ganda, jalur ganda, jalur baru, dan reaktivasi. 

"Dalam kurun hampir 10 tahun terakhir, Kemenhub telah berhasil menyelesaikan sejumlah proyek pembangunan dan peningkatan infrastruktur kereta api. Total panjang jalur kereta api yang telah dibangun mencapai 1.731,34 kilometer," kata Budi saat menghadiri HUT ke-79 PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI) di Bandung, akhir pekan lalu.

Baca Juga: Halte Monas Kembali Dibuka, Transjakarta Layani Rute 14A Monas-JIS

Selain pembangunan dan reaktivasi, Kemenhub juga telah melakukan peningkatan dan rehabilitasi (perawatan) jalur KA sepanjang 1.900 km/sp di 25 lokasi, serta elektrifikasi jalur sepanjang 522 km/sp.

Adapun untuk pembangunan dan rehabilitasi sektor perkeretaapian selama 2015-2024, pemerintah telah mendanai dengan anggaran sebesar Rp223,870 triliun. 

Ia menuturkan, pemerintah juga telah memberikan public service obligation (PSO) sebagai bentuk pelayanan publik sektor perkeretaapian kepada PT Kereta Api Indonesia, selama 2015-2024 dengan total sebesar Rp. 26,027 triliun.

Baca Juga: Ada Penyesuaian Jadwal LRT, Berikut Jadwal Lengkapnya Mulai September 2024

"Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas transportasi kereta api di seluruh Indonesia," ujar Budi seperti dikutip dari laman resmi Kemenhub, Senin (30/9/2024). 

Menhub juga mendorong pengembangan inovasi teknologi dalam meningkatkan kualitas dan kapasitas sektor perkeretaapian. 

Berbagai inovasi yang telah dilakukan untuk pengembangan perkeretaapian di Indonesia, diantaranya ada tiga transportasi massal, baik perkotaan maupun antar kota, yang saat ini telah beroperasi yaitu MRT Jakarta, LRT Jabodebek dan Kereta Api Cepat Jakarta Bandung.

Baca Juga: Daftar Kereta Tarif Khusus Go Show dari Jakarta, Cek di Sini

"Terus berinovasi dalam pelayanan dan teknologi, serta meningkatkan kinerja guna memenuhi harapan masyarakat, karena inovasi yang ditingkatkan dapat membawa citra yang baik bagi pengembangan transportasi," ucapnya. 

Terkait dengan Whoosh, Menhub mengatakan kereta api cepat itu kini sudah menjadi buah bibir internasional. Ia mengenang bagaimana asal mula penamaan Whoosh yang merupakan akronim dari 'Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Handal'. 

Filosofi "Whoosh" berasal dari suara lesatan kereta cepat yang awam diucapkan, baik oleh masyarakat Indonesia maupun internasional.

Menhub menyebut penamaan Whoosh merupakan hasil dari sayembara terbatas pembuatan desain identitas yang dilakukan oleh tim penilai. 

Baca Juga: Rail Clinic PT KAI, Warga Cek Kesehatan Gratis di Dalam Kereta Api

Adapun tim penilai diketuai oleh Triawan Munaf, yang sudah melakukan penilaian sejak bulan Juli 2023 lalu. Sedangkan yang menjadi tim pengarah Sayembara ini yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menhub. 

"Atas arahan Bapak Presiden Joko Widodo, kita perlu memberikan identitas yang mencerminkan nilai-nilai dari Kereta Api Cepat yang menjadi prestasi dan kebanggaan Indonesia. Kira-kira tiga pekan sebelum diluncurkan, kita cari nama Whoosh yang artinya cepat seperti kilat. Di luar negeri seperti Singapura dan Malaysia mereka kagum sekali dan mereka tahu nama Whoosh itu artinya apa," tuturnya. 

Hingga awal Septembrr 2024, Whoosh sudah mengangkut 5 juta penumpang. 

 

Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus

Sumber :


TERBARU