Menaker Sebut Tren Ketenagakerjaan Mulai Bergerak ke Arah Green Productivity
Ekonomi dan bisnis | 15 Agustus 2024, 09:47 WIB"Kebijakan penciptaan green economy dan green productivity ini menjadi semakin penting di masa saat ini ketika kita semua sedang mendapatkan masa bonus demografi. Karena, bonus demografi ini bisa menjadi peluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan," terangnya, seperti dikutip dari Antara.
Di sisi lain, penerapan paradigma green productivity atau produktivitas hijau memang membutuhkan investasi yang besar. Namun, bisa menjadi jawaban jangka panjang untuk isu produktivitas.
"Green productivity bagi pelaku industri bukan merupakan sebuah pilihan melainkan harus, sebagai sebuah paradigma yang harus diterapkan dalam menjalankan usaha," ujarnya.
Besarnya biaya green productivity datang dari biaya penelitian dan pengembangan, pengadaan teknologi dan strategi produksi, pengelolaan limbah industri, serta pengembangan sumber daya manusia.
Baca Juga: Mentan Optimistis Indonesia Dapat Memitigasi Dampak Iklim Ekstrem terhadap Produksi Pangan
Dalam jangka pendek, produk yang dihasilkan dari proses produksi yang ramah lingkungan, harga jualnya akan lebih mahal.
Hal itu menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi para pelaku di sektor industri yang akan beralih ke proses yang lebih ramah lingkungan.
"Akan tetapi dalam jangka panjang konsep green productivity diharapkan dapat menjadi salah satu jawaban dalam mengurangi dampak buruk bagi lingkungan, yang pada akhirnya akan mendorong penghematan biaya dan mencapai tingkat efisiensi dan produktivitas," terang Ida.
Penulis : Dina Karina Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Antara