> >

Puncak Panen Raya Berakhir, BPS: Harga Beras Kembali Naik pada Juni-Juli

Ekonomi dan bisnis | 1 Agustus 2024, 15:26 WIB
Ilustrasi. Foto udara hamparan sawah di Kabupaten Merauke, Papua Selatan, Selasa (23/7/2024). (Sumber: Antara/Kementerian Pertanian)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut harga beras kini mulai mengalami kenaikan lagi setelah sempat mengalami deflasi pada bulan April dan Mei. Pada bulan Juni dan Juli, BPS mencatat harga beras mengalami inflasi.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan tingkat inflasi beras pada Juli 2024 tercatat sebesar 0,94 persen, dengan andil terhadap inflasi umum sebesar 0,04 persen.

Ia menilai inflasi kembali terjadi pada beras lantaran masa puncak panen raya sudah terlewati. Sehingga pasokan beras pun mulai berkurang.

Baca Juga: Megawati Ingatkan Pemerintah untuk Tak Andalkan Impor Beras: Harus Waras Kita Berpikirnya

"Beberapa faktor yang menjadi penyebab harga beras kembali naik tentunya kita sudah masuk pada periode yang bukan panen raya," kata Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (1/8/2024), dikutip dari Antara.

Dia menyampaikan, inflasi pada beras juga terjadi di 25 dari 38 provinsi di Indonesia.

“Ini menunjukkan bahwa inflasi beras tidak terbatas pada satu wilayah, tapi juga terjadi di berbagai wilayah Indonesia,” imbuhnya.

Baca Juga: Bulog Siapkan 2 Ribu Ton Beras Untuk Bantuan Pangan

Amalia mengatakan kenaikan harga beras terjadi di tingkat penggilingan, grosir dan eceran. BPS mencatat harga rata-rata gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp6.497 per kilogram (kg) dan tingkat penggilingan Rp6.631 per kg pada Juli 2024.

Masing-masing meningkat 5,28 persen dan 4,93 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Sedangkan rata-rata harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani Rp7.167 per kg dan tingkat penggilingan Rp7.291 per kg, naik 4,49 persen dan 4,38 persen.

Baca Juga: Kabar Buruk buat Penyuka Sambal, Harga Cabai Merah dan Rawit Juga Beras Naik

Lalu harga rata-rata beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp13.241 (naik 2,63 persen), kualitas medium Rp12.519 per kg (naik 1,67 persen), submedium Rp12.561 (naik 3,72 persen), dan pecah Rp12.347 (naik 2,26 persen).

Selanjutnya harga beras di tingkat grosir mencapai Rp13.572 per kilogram dari Rp13.434 dan eceran menjadi Rp14.677 dari Rp14.547 per kilogram pada bulan sebelumnya.

"Fluktuasi harga beras turun dan naik sangat dipengaruhi oleh jumlah pasokan atau jumlah produksi beras di domestik," ucap Amalia.

 

Penulis : Dina Karina Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Antara


TERBARU