> >

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas, Pengangguran Turun ke Level PraPandemi

Ekonomi dan bisnis | 6 Mei 2024, 22:45 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, pertumbuhan ekonomi triwulan I 2024 yang mencapai 5,1%, berdampak positif terhadap penurunan tingkat pengangguran terbuka. (Sumber: Instagram Sri Mulyani @smindrawati)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, pertumbuhan ekonomi triwulan I 2024 yang mencapai 5,1%, berdampak positif terhadap penurunan tingkat pengangguran terbuka. 

Sri Mulyani mengatakan, capaian itu membuktikan ekonomi Indonesia tetap resilien di tengah ketidakpastian global.

"Kualitas pertumbuhan juga meningkat signifikan tercermin dari penciptaan lapangan kerja yang cukup tinggi sehingga mampu menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ke level dibawah prapandemi," kata Sri Mulyani dalam keterangan resminya yang diterima di Jakarta, Senin (6/5/2024). 

"Ke depan APBN akan terus dioptimalkan untuk menjaga stabilitas ekonomi, mendorong akselerasi pertumbuhan, dan penciptaan lapangan kerja," tambahnya. 

Baca Juga: KAI Imbau Masyarakat Waspada Penipuan Rekrutmen, Ada yang Diminta Pakai Akomodasi Khusus

Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi yang solid mampu mendorong penciptaan lapangan kerja nasional. Pada Februari 2024, jumlah orang yang bekerja tercatat sebesar 142,18 juta orang.

Angka itu meningkat 3,55 juta dibandingkan Februari 2023 yang sebesar 138,63 juta orang.

Kemudian Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2024 menurun signifikan menjadi 4,82%, dari sebelumnya 5,32% pada Februari 2023, dan sudah berada dibawah TPT periode sebelum pandemi Covid-19 (Februari 2019: 5,01%).

Lalu lapangan usaha yang mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja terbesar selama Februari 2023-Februari 2024 adalah Akomodasi & Makan Minum, Perdagangan, serta Administrasi Pemerintahan yang masing-masing meningkat sebesar 0,96 juta orang, 0,85 juta orang, dan 0,76 juta orang.

Baca Juga: Viral Keluhan Influencer soal Paket Mainannya Tertahan di Bea Cukai, Sri Mulyani Buka Suara

"Proporsi pekerja informal menurun dari 60, 12 persen pada Februari 2023 menjadi 59,17 persen pada Februari 202," ujar Sri Mulyani. 

Ia menuturkan, penurunan proporsi pekerja informal ini memberikan indikasi yang positif terhadap peningkatan kualitas tenaga kerja secara nasional. Pasalnya lebih banyak orang mendapatkan akses ke pekerjaan formal atau memiliki stabilitas pekerjaan yang lebih baik.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2024 mencapai 5,11 persen secara tahunan, atau dibanding triwulan I 2023. Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, angka itu adalah yang tertinggi sejak 2015. 

Berdasarkan data BPS, Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku tercatat sebesar Rp5.288,3 triliun pada periode tersebut. Sedangkan PDB Atas Dasar Harga Konstan mencapai Rp3.112,9 triliun.

Baca Juga: Satu-Satunya di Dunia, Indonesia Punya 3 Fast Track pada Pemberangkatan Calon Jemaah Haji 2024

“Jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I di tahun-tahun sebelumnya, pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2024 merupakan tertinggi sejak tahun 2015. Sebelumnya di Q1-2014 sempat tumbuh 5,12 persen,” kata Amalia dalam konferensi pers virtual, Senin (6/5/2024). 

Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi disumbang sebagian besar dari sektor industri pengolahan, perdagangan, pertanian, konstruksi, serta pertambangan dan penggalian, dengan kontribusi mencapai 63,61 persen persen terhadap PDB.

Dari kelima sektor tersebut, di posisi pertama ada industri pengolahan yang menyumbang pertumbuhan ekonomi sebesar 0,86 persen, lalu konstruksi (0,73 persen), pertambangan dan penggalian (0,68 persen), kemudian perdagangan (0,6 persen).

“Hal ini sejalan dengan peningkatan aktivitas produksi yang tetap kuat untuk memenuhi permintaan domestik dan luar negeri,” ujarnya. 

Baca Juga: Upah Kurang, Pria di Medan Nekat Mencuri di Toko Majikan

Kemudian dari sisi pengeluaran, penyumbang utama pertumbuhan ekonomi triwulan I-2024 berasal dari Konsumsi Rumah Tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). 

Ia merinci, konsumsi rumah tangga dan PMTB memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB masing-masing sebesar 54,93 persen dan 29,31 persen.

Pada triwulan I 2024, konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia tertinggi yakni sebesar 2,62 persen.

 

Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU