Bahlil Bandingkan Kinerjanya dengan Tom Lembong: Tamatan Harvard, Wariskan Investasi Mangkrak
Ekonomi dan bisnis | 24 Januari 2024, 17:18 WIB"Yang lainnya tidak bisa kita eksekusi karena pandemi Covid-19 dan perusahaan-perusahaan itu mundur. Ini sekaligus sebagai laporan saya ke publik, bukan kita tidak bisa eksekusi, tapi memang perusahaannya mengalami problem internal segala macam," katanya.
Bahll mengeklaim ia langsung melampaui target ketika masuk kabinet pada triwulan IV 2019. Dari target investasi Rp817 triliun, dia mengaku sukses melampauinya dengan realisasi Rp826,3 triliun.
"Di era Covid-19 (2021) pun, di RPJMN itu Rp858,5 triliun, kita mencapai target Rp901 triliun. Bapak Presiden Jokowi meminta saya waktu itu dari Rp821 triliun harus naik jadi Rp900 triliun, padahal Covid-19. Alhamdulillah tercapai," katanya.
Bahlil menambahkan, tren peningkatan realisasi investasi terus terjadi pada masanya. Pada 2022, melampaui target Rp1.200 triliun dengan capaian Rp1.207,2 triliun dan capaian pada 2023 sebesar Rp1.418,9 triliun, melampaui target sebesar Rp1.400 triliun.
Baca Juga: Tom Lembong Disebut Gibran saat Debat, Anies: Ada yang Kangen
"Ini perbandingan antara pejabat terdahulu yang tamatan Harvard, yang sekolahnya hebat, dan pejabat sekarang yang tamatan STIE Port Numbay, alumni Jayapura. Ini datanya objektif," kata Bahlil membandingkan diri dengan Tom.
Menurut Bahlil, sejumlah warisan proyek mangkrak yang sukses dieksekusinya antara lain proyek investasi Lotte Chemical yang sebelumnya mangkrak selama 4-5 tahun dan kini telah berprogres hingga 80 persen.
Selain itu, kata dia, ada pula proyek PLTA Cirata, yang sebelumnya merupakan proyek mangkrak selama lima tahun, kini telah diresmikan dan beroperasi.
"Pemimpin saya terdahulu tidak bisa menyelesaikan ini, karena memang ilmu lapangan tidak ada, sekolahnya di Harvard. Apa lagi menyelesaikan masalah pemain-pemain lapangan, dalam bahasa saya seperti hantu, yang bisa menyelesaikan masalah hantu ini hanya orang seperti hantu atau pernah berkawan sama hantu gitu," kata Bahlil.
Meski diwarisi proyek mangkrak, Bahlil mengaku tidak bisa marah. Ia menyebut sistem kepemimpinan di Indonesia bersifat berkelanjutan dan perbaikan. Namun, dia menekankan, eksekusi sangat dibutuhkan dalam mengurus investasi.
"Menurut saya, menteri investasi ini, siapa pun yang memimpin, kalau hanya pidato-pidato, saya pikir, dipikirkan lagi lah. Karena yang dibutuhkan di sini adalah eksekusi," katanya.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Antara