CEO Google Kirim Memo Minta Karyawan Siap-Siap Ada PHK Lanjutan
Ekonomi dan bisnis | 19 Januari 2024, 09:09 WIBBaca Juga: Universal Music Group yang Naungi Taylor Swift hingga Billie Ellish akan PHK Ratusan Pegawai
Dalam sebuah posting di X – yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter – Serikat Pekerja Alphabet menggambarkan PHK tersebut sebagai “satu putaran PHK yang tidak perlu”.
"Anggota dan rekan tim kami bekerja keras setiap hari untuk menciptakan produk hebat bagi pengguna kami, dan perusahaan tidak dapat terus memecat rekan kerja kami sambil menghasilkan miliaran dolar setiap kuartal," tulis serikat pekerja tersebut, seperti dilansir The Guardian, 11 Januari 2024.
"Kami tidak akan berhenti berjuang sampai pekerjaan kami aman!”
Google mengalami rekor pertumbuhan pada masa-masa awal pandemi virus corona, namun perlu menyesuaikan prediksi bisnisnya karena ekspansi tersebut melambat selama setahun terakhir.
Google bukan satu-satunya perusahaan teknologi yang mengalami itu.
Meta – perusahaan induk Facebook, Instagram dan WhatsApp – telah memangkas lebih dari 20.000 pekerjaan.
Baca Juga: Spotify PHK 1.500 Karyawan karena Terus Merugi dan Berat Bayar Cicilan Utang
Lalu Spotify mengatakan pada Desember lalu bahwa mereka memecat 17 persen tenaga kerja globalnya, yang merupakan PHK putaran ketiga layanan streaming musik tersebut pada 2023 sebagai upaya untuk memangkas biaya dan meningkatkan profitabilitasnya.
Pada Januari 2024, Amazon memberhentikan ratusan karyawan di unit Prime Video dan studionya.
Perusahaan juga akan memberhentikan sekitar 500 karyawan yang bekerja di platform streaming langsung Twitch. Amazon telah memangkas ribuan pekerjaan setelah lonjakan perekrutan selama pandemi.
Pada Maret 2023 misalnya, perusahaan milik Jeff Bezos itu mengumumkan rencana untuk memberhentikan 9.000 karyawan, ditambah 18.000 karyawan yang dikatakan akan diberhentikan pada Januari 2024.
Baca Juga: Lazada Singapura PHK Ratusan Pegawai, Pesangon Lebih Rendah dari Shopee dan Grab
Sementara iklan Google kini terjebak dalam persaingan sengit dengan Microsoft karena kedua perusahaan berusaha untuk memimpin dalam domain kecerdasan buatan.
Raksasa perangkat lunak perkantoran itu telah meningkatkan penawaran kecerdasan buatannya untuk menyaingi Google.
Pada September lalu, Microsoft memperkenalkan fitur Copilot yang menggabungkan kecerdasan buatan ke dalam produk seperti mesin pencari Bing, browser Edge, serta Windows untuk pelanggan korporatnya.
Penulis : Dina Karina Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Antara, The Guardian