> >

Bahlil Tegaskan Hilirisasi Harus Berlanjut: Kalau Ada yang Bilang Keliru, Itu Otaknya yang Keliru

Ekonomi dan bisnis | 7 Desember 2023, 18:35 WIB
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. Ia menegaskan bahwa program hilirisasi industri yang digaungkan pemerintahan Joko Widodo harus terus berlanjut. (Sumber: Instagram @bahlillahadalia)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Investasi/Kepala BKPM RI Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa program hilirisasi industri yang digaungkan pemerintahan Joko Widodo harus terus berlanjut. Bahlil menyatakan bahwa hilirisasi penting untuk kemandirian ekonomi dan kedaulatan negara.

Hal tersebut disampaikan Bahlil saat menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2023 di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (7/12/2023). Presiden Joko Widodo turut menghadiri rapat koordinasi ini.

Baca Juga: Jokowi Naikkan Tukin PNS di Kementerian Investasi/BKPM Pimpinan Bahlil

"Kami laporkan juga bahwa, arah kebijakan ke depan, hilirasi menjadi bagian terpenting yang tidak bisa kami kendor. Kepala-kepala DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu), bupati, walikota, gubernur, adalah benteng pertahanan terdepan untuk menjaga investasi sebagai hilirisasi,” kata Bahlil dalam Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2023.

"Kalau ada hari ini yang mengatakan hilirisasi adalah jalan yang keliru, saya ingin katakan bahwa yang bicara itu otaknya yang keliru. Negara harus jalan lurus untuk menjaga kedaulatan bangsa kita,”  lanjutnya, dipantau dari channel YouTube KompasTV

Seusai rapat, Bahlil pun menyatakan bahwa hilirisasi nikel telah meningkatkan pendapatan negara secara signifikan. 

Sebelum hilirisasi, pada 2017, Bahlil menyebut ekspor nikel memberi pendapatan negara senilai 3,3 miliar dolar AS. Namun, setelah hilirisasi, pada 2022, angka ekspor tersebut naik signifikan hingga mencapai 33,8 miliar dolar AS.

Kenaikan nilai ekspor itu disebut Bahlil hanya berasal dari satu sampai dua turunan nikel, belum termasuk baterai mobil listrik. Bahlil pun menyebut Indonesia bisa mengembangkan produk lain seperti stainless steel, sendok, baja, dan lain-lain dengan hilirisasi nikel.

Bahlil sendiri mengaku optimistis target investasi Indonesia senilai Rp1.400 triliun bisa tercapai pada akhir tahun. Sedangkan pada 2024, Kementerian Investasi/BKPM ditargetkan merah investasi sebesar Rp1.650 triliun.

Menurut Bahlil, angka itu cukup besar sehingga diperlukan strategi khusus di tengah situasi politik dalam negeri maupun geopolitik saat ini.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU