> >

Anies Baswedan akan Lanjutkan Hilirisasi dan BLT dari Era Jokowi

Ekonomi dan bisnis | 8 November 2023, 12:29 WIB
Bakal capres dan bakal cawapres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan (kanan) dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, menyapa wartawan saat tiba di kantor KPU di Jakarta, Kamis, 19 Oktober 2023, untuk mendaftarkan diri sebagai pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 2024. (Sumber: AP Photo/Tatan Syuflana)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Bakal Calon Presiden (Bacapres) Anies Baswedan menegaskan dirinya akan melanjutkan hilirisasi yang dijalankan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo, jika ia terpilih dalam Pilpres 2023.

Tapi sambil menjalankan hilirisasi, Anies juga akan menjalankan reindustrialisasi.

“Kita lanjutkan hilirisasi, tapi juga harus ada reindustrialisasi. Ini yang akan menciptakan minimal 15 juta lapangan kerja,” kata Anies dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Jakarta, Rabu (8/11/2023).

Baca Juga: Prabowo Bicara Pentingnya Jaga Kualitas SDM Saat Pidato di Pembukaan Rakernas LDII

Selain hilirisasi, Anies juga akan melanjutkan program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang juga sudah ada di era Jokowi. Namun Anies menyebut BLT hanyalah solusi jangka pendek. Ia bersama tim akan merancang program bagi masyarakat yang tadinya hidup dari bantuan bisa hidup dari sumber penghasilan sendiri.

Mantan Menteri Pendidikan itu juga menekankan pentingnya menciptakan satu kemakmuran, yaitu kesejahteraan yang dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.

“Indonesia 2045 itu bukan hanya soal berapa GDP kita, tapi bagaimana kitab isa mencapai kemakmuran untuk seluruh bangsa Indonesia. Tanpa membereskan satu kemakmuran, masalah ketimpangan akan jadi semakin problematik,” ujar Anies.

Baca Juga: Mahfud MD Salam Hormat ke Jimly usai Putusan MKMK Diketok

Sebelumnya, Juru Bicara sekaligus tim ekonomi pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Thomas Lembong, menyatakan paslon tersebut menargetkan pertumbuhan ekonomi 6,5 persen. Thomas bilang, Anies-Muhaimin akan menerapkan strategi berupa re-industrialisasi dan urbanisasi.

Thomas menjelaskan, strategi re-industrialisasi akan menggeser fokus perekonomian dari industri padat modal yang menjadi fokus perhatian saat ini (infrastruktur, smelter/pabrik pengolahan logam), ke industri yang padat karya, seperti tekstil, alas kaki, mebel, dan elektronik.

“Selama ini terbengkalai karena dianggap industri masa lalu, padahal lapangan kerja sebenarnya di situ,” jelas Thomas seperti dikutip dari Kontan.co.id, Jumat (27/10/2023).

Lebih lanjut, urbanisasi turut menjadi strategi Anies-Muhaimin untuk mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi. Thomas menyebut, pada praktiknya daerah perkotaan selalu jauh lebih dinamis daripada daerah non-kota.

Baca Juga: Saat Jokowi Tak Menyangka Perubahan Iklim Jadi Nyata: Mau Impor Beras Saja Sulit

Hal itu karena mesin ekonomi perkotaan ada di bidang jasa pada sektor kesehatan, pendidikan, keuangan, retail, hiburan, dan sebagainya.

 

Thomas menjabarkan, realisasi strategi urbanisasi ini antara lain akan dicapai dengan fokus ke sekitar 14 kota di semenanjung Indonesia. Kota-kota tersebut akan dijadikan mesin ekonomi untuk memotori pertumbuhan di daerah-daerah sekitarnya.

“Suka tidak suka, daerah perkotaan selalu lebih produktif, jadi kita bermaksud untuk membangun sinergi yang maksimal antara kota dan daerah penyangga di sekitarnya, maupun antara perkotaan dengan pedesaan,” imbuh Thomas.

Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus

Sumber :


TERBARU