> >

Sebut Harga Gabah Capai Rp7.400 Jokowi Bilang Petani Senang tapi Konsumen Tidak

Ekonomi dan bisnis | 14 Oktober 2023, 18:14 WIB
Foto ilustrasi. Sekelompok petani sedang memasukkan gabah kering ke dalam kantung di BKT, Jakarta Timur, Rabu (14/3/2018). Pada acara Rakernas ke-6 Relawan Projo, Sabtu (14/101/2023), Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang hadir membuka acara sempat menyinggung soal harga gabah di petani. (Sumber: Kompas.com/Setyo Adi)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi menyebut harga gabah saat ini mencapai Rp7.300 hingga Rp7.400, sebelumnya hanya Rp4.200 hingga Rp4.300 per kilogram.

Penjelasan itu disampaikan Jokowi dalam sambutan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-6 Relawan Projo di Jakarta, Sabtu (14/10/2023) siang.

Menurutnya, kenaikan harga gabah tersebut menyebabkan para petani merasa senang.

“Untuk urusan beras saja, ya beras itu naik, saya dua hari yang lalu ke Subang, minggu yang lalu kemarin pergi panen dengan petani di Indramayu,” jelas Presiden Jokowi.

“Saya tanya pada petani, gimana bapak ibu, seneng sekarang? ‘Ya seneng banget, Pak’, ya petani sekarang ini senang banget karena harga gabah bisa Rp7.300-Rp7400, yang sebelumnya hanya Rp4.200-Rp4.300.”

Baca Juga: Di hadapan Relawan Projo, Jokowi: Jangan Mendesak Saya Ngomong Siapa, Orangnya Tidak Ada di Sini

Harga gabah yang meningkat tersebut, kata dia, memang membahagiakan para petani tetapi konsumen menjadi tidak senang.

“Tapi perlu saya ingatkan, petaninya senang tetapi konsumennya, pembelinya, yang bukan petani, harganya naik tidak senang.”

“Ada yang senang ada yang tidak senang,” tegas mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Oleh sebab itu, kata Jokowi, pemimpin Indonesia ke depan harus bisa menjaga keseimbangan, termasuk menyenangkan semua pihak.

“Oleh sebab itu pemimpin harus bisa menjaga keseimbangan ini, bagaimana yang sini senang, yang sini juga senang. Yang sulit di situ, yang sulit di situ.”

Dalam kegiatan itu, Jokowi juga menyebut bahwa ada sejumlah  tantangan besar yang akan dihadapi oleh pemimpin Indonesia ke depan.

“Oleh karena itu diperlukan pemimpin yang mempunyai visi taktis yang jelas, yang mempunyai keberanian, berani mengambil risiko, punya nyali, berani menghadapi tekanan negara-negara besar.”

“Jangan baru digugat di WTO saja sudah mundur, jangan ditekan diancam saja sudah mundur, itu yang diperlukan, pemimpin ke depan,” tegasnya, dikutip dari program Breaking News KompasTV.

Baca Juga: Jokowi Peringatkan Harga Bensin Bisa Naik akibat Konflik Palestina-Israel: Ini Enggak Menakut-Nakuti

Ia menegaskan, rakyat Indonesia membutuhkan  pemimpin yang tidak banyak bicara tetapi banyak kerja.

“Yang mau bekerja untuk rakyatnya,  yang mau bekerja untuk bangsanya, yang mau bekerja untuk negaranya, yang tidak gampang menyerah, ditekan saja takut, ditekan saja mundur, nggak.”

“Kita membutuhkan pemimpin yang punya nyali besar, karena tantangan yang  kita hadapi emakin kompleks,” tutur Presiden Jokowi.

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU