Jokowi Senang Ada Panen Raya saat Kemarau, Bisa Tambah Pasokan untuk Turunkan Harga Beras
Ekonomi dan bisnis | 8 Oktober 2023, 15:47 WIBSUBANG, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, untuk membuat harga beras turun, pemerintah akan mengguyur pasar dengan beras. Jokowi menyebut naiknya harga beras saat ini karena harga gabah sudah mahal.
Hal itu ia sampaikan saat meninjau panen raya di Desa Ciasem Girang, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Minggu (8/10/2023).
"Petaninya senang harga gabah mahal. Harga gabahnya Rp7.300, ada yang Rp7.400, Rp7.500, sampai Rp7.600 (per kilogram). Kalau petaninya senang, ini yang gak senang pembeli berasnya," kata Jokowi, seperti dikutip dari Antara.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2023, harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani mencapai Rp6.415 per kilogram, harga Gabah Kering Giling (GKG) Rp7.386 per kilogram, dan Gabah Luar Kualitas (GLK) Rp6.043 per kilogram.
Baca Juga: Ketersediaan Beras Tercukupi Tapi Kenapa Harga Beras Masih Tinggi? | B-Talk
Naiknya harga gabah karena menurunnya produksi petani, dampak musim kemarau dan El Nino.
"Harus kita atasi dengan menggerojok (beras) sebanyak-banyaknya, memasok sebanyak-banyaknya ke pasar, agar harga bisa turun," tambahnya.
Cara itu, lanjut Jokowi, terbukti efektif di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur. Pasokan beras yang masuk ke pasaran berasal dari produksi dalam negeri, impor, serta operasi pasar beras murah.
"Sementara ini di Cipinang, harga sudah turun. Tapi kita harapkan juga di pasar sudah, di konsumen juga," ujarnya.
"Karena El Nino, produksinya tetap menurun, tetap berkurang. Tapi enggak ada masalah karena cadangan kita di Bulog juga masih banyak 1,7 juta ton," sambungnya.
Baca Juga: Erick Thohir Sebut Bansos Beras akan Diperpanjang, Bisa Turunkan Harga 11 Persen
Jokowi mengaku senang dengan adanya panen raya ini, yang masuk dalam panen raya periode kedua dengan produksi sebesar 9 ton per hektare.
Kata dia, jumlahnya memang tak sebesar pada panen raya periode pertama. Namun, cukup membantu menambah cadangan beras nasional di tengah fenomena El Nino yang melanda Indonesia.
"Ya ini memang dalam satu tahun di semester pertama itu memang biasanya panennya tinggi, karena panen besar biasanya di bulan-bulan Maret-April yang tinggi," tuturnya.
"Bisa 9 ton, memang padat sekali saya lihat dan kita harapkan dari panen-panen inilah pasokan beras bisa menambah cadangan kita," tambahnya.
Pada kesempatan itu, Jokowi didampingi oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Adi Prasetyo, yang baru saja ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertanian. Ia menggantikan Syahrul Yasin Limpo yang mengundurkan diri karena terjerat kasus hukum di KPK.
Penulis : Dina Karina Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Antara, Kompas.tv