> >

Bahlil Soal Investasi Migas di RI: Pertamina Jangan Nafsu Kuda Tenaga Ayam

Energi | 21 September 2023, 08:20 WIB
Foto arsip Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. Bahlil meminta Pertamina untuk meningkatkan kapasitasnya, agar bisa menggarap peluang investasi minyak dan gas di Indonesia. (Sumber: Instagram @bahlillahadalia)

KAB. BADUNG, KOMPAS.TV- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meminta Pertamina meningkatkan kapasitasnya, agar bisa menggarap peluang investasi minyak dan gas di Indonesia. 

Meski investasi sektor migas tidak termasuk ranah Kementerian Investasi, Bahlil mengatakan investasi hulu migas masih dapat dimaksimalkan. Apalagi dengan realisasi investasi migas yang terus mengalami kenaikan dalam 5 tahun terakhir. 

Selain itu, Indonesia juga memiliki potensi 128 cekungan yang belum digali seluruhnya. 

“Peluang ini kalau bisa diprioritaskan ke pengusaha nasional. Kalau tidak bisa, baru ke investor asing atau kolaborasi. Kita tidak bisa main sendiri-sendiri. Kita tidak bisa merasa ini negara kita, tapi Pertamina jangan sampai nafsu kuda tenaga ayam,” kata Bahlil saat berpidato dalam The 4th International Convention on Indonesian Upstream Oil & Gas 2023 (IOG 2023) di Bali, Rabu (20/9/2023). 

Baca Juga: Bahlil Janji Pemerintah Perhatikan Hak Kesulungan atau Hak Waris Warga Rempang

Kolaborasi dengan investor asing di sektor migas tetap perlu, karena Bahlil menilai ada beberapa sumur minyak yang pengelolaannya belum optimal. 

Ia juga meyakinkan agar investor migas tidak perlu ragu melakukan investasi tambahan di Indonesia. Apalagi dengan arah kebijakan investasi negara ke depan yang mendorong pada hilirisasi yang tidak hanya untuk satu komoditas saja (nikel). 

Dari minyak dan gas mentah, bisa dikembangkan menjadi metanol, pabrik pupuk, dan blue ammonia. 

“Negara tidak akan pernah berdaulat secara kaffah kalau kita masih terus menjual atau mengekspor barang mentah. Investor juga harus berkolaborasi dengan pengusaha-pengusaha nasional, teman-teman dan UMKM daerah. Jadikan teman-teman daerah sebagai subjek dan objek investasi,” tuturnya dikutip dari keterangan resmi Kementerian Investasi. 

Baca Juga: Menteri Bahlil ke Warga Rempang: Tidak ada Negara yang Maju Hanya karena APBN, Kita Butuh Investasi

Pada kesempatan yang sama, Bahlil juga meminta para kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) memprioritaskan pasokan migas, khususnya gas untuk memenuhi kebutuhan domestik terlebih dahulu.

"Tanya dulu pada teman-teman industri domestik, prioritaskan mereka agar pengelolaan sumber daya alam migas memiliki nilai tambah di dalam negeri," ujarnya. 

Adapun, sektor hulu migas bakal menjadi motor penting untuk menopang program pemerintah menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan gross domestic product (GDP) tertinggi di dunia.

Untuk mencapai target tersebut, Kementerian Investasi memproyeksikan Indonesia membutuhkan investasi sekitar 545 miliar dolar AS, dimana sekitar 10 persen di antaranya akan ditopang oleh sektor migas.

Baca Juga: Menteri Investasi Bahlil Sebut Warga Rempang Mau Digeser di Wilayah Lain: Hak Rakyat Kami Jaga

"Jadi dalam hitungan saya, sektor migas membutuhkan investasi sekitar 68,1 miliar dolar AS hingga 2040," ungkapnya. 

 

Bahlil juga menggarisbawahi bahwa industri hulu migas di Tanah Air bisa berpotensi besar menjadi kunci utama dalam perekonomian di daerah.

Oleh karena itu, Kementerian Investasi juga meminta para KKKS untuk berkolaborasi dengan pengusaha daerah dan mendukung usaha pembinaan pengusaha daerah.

Sehingga masyarakat daerah juga bisa merasakan manfaat keberadaan cadangan migas di wilayahnya.

"Kami harus kolaborasi dengan pengusaha nasional, teman-teman di daerah, UMKM daerah. Jangan hanya membawa kontraktor dari Jakarta. Bina teman-teman daerah yang memenuhi syarat," ucapnya. 

Baca Juga: Profil Agus Martowardojo, Bankir Kawakan pernah Jadi Gubernur BI, Menkeu, Kini Komut PLN dan GoTo

"Jangan menjadikan mereka hanya sebagai penonton. Bina lah pengusaha di sekitar daerah operasi agar memiliki persyaratan yang dapat ikut mengerjakan proyek," tambahnya. 

Industri hulu migas akan menjadi prioritas untuk dijaga iklim investasinya karena sektor migas memiliki kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

"Untuk investasi, kami tetap dorong butuh kontribusi, postur di pertumbuhan ekonomi didorong sampai 35 persen. Konsumsi kita tekan sehingga keseimbangan pertumbuhan ekonomi berkualitas," tandasnya. 

Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada

Sumber :


TERBARU