Punya Pendapatan Rp1.332 T, Pertamina jadi Perusahaan Terbesar Versi Fortune Indonesia 100
Energi | 10 Agustus 2023, 14:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV -Pertamina menduduki peringkat pertama dalam daftar Fortune Indonesia 100. Daftar itu memuat 100 perusahaan terbesar di Indonesia yang dilihat dari kinerja keuangan mereka. Pertamina menjadi juara dengan pendapatan pada 2022 sebesar Rp1.323 triliun.
Jumlah itu sangat jauh bila dibandingkan dengan pendapatan PLN yang ada di peringkat kedua Fortune Indonesia 100, yang jumlahnya Rp441 T.
Kemudian di posisi selanjutnya ada Astra International, BRI. Bank Mandiri, Telkom Indonesia. MIND ID, Adaro Energy, Gudang Garam, HM Sampoerna.
Mengutip dari laman resmi Fortune, total pendapatan dari 100 perusahaan terbesar di Indonesia ini pada 2022 mencapai Rp5.632,52 triliun. Naik 28,55 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Sehingga perusahaan yang masuk dalam daftar Fortune Indonesia 100 kali ini, berkontribusi terhadap 28,75 persen perekonomian Tanah Air.
Baca Juga: Jokowi Sebut Kemacetan di Jabodetabek dan Bandung Bikin Rugi Hampir Rp100 T per Tahun
Pertamina juga menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia sekaligus satu-satunya BUMN yang masuk dalam daftar Fortune Global 500 tahun 2023.
Tahun ini, Pertamina berada di peringkat 141, naik 82 peringkat dibanding tahun 2022 yang berada di posisi 223. Pertamina juga berhasil naik 146 peringkat dibanding tahun 2021 yang berada di posisi 287.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, peningkatan peringkat ini sejalan dengan keberhasilan Pertamina membukukan laba bersih tertinggi sepanjang berdirinya perseroan. Pertamina membukukan laba bersih USD3,81 miliar atau Rp56,6 triliun. Angka itu naik 86 persen dibanding tahun 2021 sebesar USD2,05 miliar atau Rp29,3 triliun.
Baca Juga: Jokowi Pastikan Tarif LRT Jabodebek Disubsidi Pemerintah, Segini Besaran Tarif Resmi dari Kemenhub
Lonjakan laba bersih itu karena pendapatan Pertamina yang juga melambung menjadi USD84,89 miliar atau sekitar Rp1.262 triliun. Naik hingga 48 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar USD57,5 miliar.
“Apa yang dicapai perusahaan merupakan buah dari kian kokohnya pondasi perusahaan pasca restrukturisasi pembentukan holding subholding. Sehingga semua lini bisnis memberikan kontribusi bagi perseroan. Pertamina pun semakin mengukuhkan diri sebagai perusahaan energi kelas dunia,” kata Nicke dalam keterangan resminya, Rabu (9/8/2023).
Baca Juga: Erick Thohir Bantah Kabar Ahok Ditunjuk Jadi Bos Pertamina: Rumor di Sosmed, Masih Komisaris Utama
Nicke menambahkan, kinerja positif perusahaan tak lepas dari dukungan seluruh pemangku kepentingan termasuk pemerintah yang mendukung Pertamina untuk menjadi perusahaan kelas dunia.
“Terima kasih pula kepada seluruh perwira Pertamina yang bekerja keras dalam meningkatkan daya saing perusahaan untuk bisa berkiprah lebih baik lagi di kancah internasional,” ujarnya.
Mengutip pemberitaan Kompas.tv sebelumnya, Nicke menjelaskan jika capaian laba jumbo Pertamina bukan hanya disebabkan karena suatu kebetulan (windfall) atau pengaruh lonjakan komoditas harga minyak mentah Indonesia atau ICP. Tapi juga karena faktor kontribusi para staf dan efektifitas biaya (cost).
Baca Juga: Update Harga BBM Terbaru per 1 Agustus 2023 di Vivo, Pertamina, Shell, dan BP
“Ada yang mengatakan, oh ini kan karena pengikatan karena ICP, kalau dikatakan bahwa kurs itu tinggi, kita pernah mengalami kurs tinggi juga di beberapa tahun. Kita ICP juga pernah di atas 100, tapi pencapaian tidak demikian," jelasnya.
"Kalau kita liat yang paling memberikan kontribusi sebetulnya di cost, kalau kita lihat, persen dari biaya di tahun 2012, tahun 2014 sekitar 93-94 persen, tapi di tahun 2022 ini hanya 89 persen itu ada penghematan 4 persen sampai 5 persen," sambungnya.
Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada
Sumber : Fortune, Kompas TV