Momen Luhut Bikin Heran Wartawan The New York Times saat Jelaskan Hilirisasi Nikel
Ekonomi dan bisnis | 21 Juli 2023, 17:12 WIBBaca Juga: Indonesia Selidiki Dugaan Ekspor Haram Bijih Nikel Rp14,5 T, China Sudah Serahkan Daftar Eksportir
Efisiensi dan digitalisasi yang diterapkan dalam hilirisasi, membuat Indonesia mampu menjual nikel yang lebih berkualitas dengan harga bersaing dibanding negara lainnya.
Menurut Luhut, hal itu akan membantu negara produsen kendaraan listrik seperti Jepang, AS, dan China mendapat pasokan nikel yang lebih kompetitif. Seperti diketahui, nikel adalah bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik.
Di sisi lain, saat larangan ekspor ore diberlakukan, investasi dari sejumlah negara justru masuk ke RI. Mulai dari investasi pabrik smelter hingga pabrik mobil listrik.
Pada 2014, saat masih membuka keran ekspor ore, RI hanya mendapat pemasukan 2,1 miliar dollar AS. Namun sekarang, RI bisa mendapat 33 miliar dollar AS.
Pada kesempatan itu, Luhut juga ditemani salah seorang stafnya. Kepada Peter Goodman, staf Luhut menyampaikan bahwa sebenarnya Indonesia tidak melarang seluruh produk nikel mentah.
Baca Juga: Soal Pertemuan Jokowi-Surya Paloh, Luhut: Mereka Berteman, Kita Bersyukur Kalau Mereka Baikan
Yang dilarang adalah ore, sedangkan produk turunan atau derivatif pertama dan kedua masih diperbolehkan diekspor secara "gratis".
Peter lantas terlihat bingung dengan istilah "ekspor gratis", yang kemudian dijawab staf Luhut bahwa dua produk turunan nikel itu boleh diekspor tanpa ada biaya tambahan atau syarat lainnya.
"Melihat raut keheranan dari wajah Peter, semakin meyakinkan saya bahwa memang belum banyak yang tahu apa yang sedang dijalankan Indonesia hari ini, wajar bila banyak tentangan yang hadir silih berganti terhadap kebijakan hilirisasi ini," kata Luhut di keterangan video yang ia unggah.
Penulis : Dina Karina Editor : Vyara-Lestari
Sumber :