Meski Kurang Laku, Luhut Yakin BYD Asal China Mau Investasi Mobil Listrik di RI
Ekonomi dan bisnis | 30 Mei 2023, 09:03 WIBDi tengah upaya pemerintah menggenjot investasi mobil listrik dan komlonen pendukungnya, nyatanya penjualan mobil dan motor listrik masih rendah. Namun, Ketua Umum Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) Yohanes Nangoi menilai hal itu sebagai sesuatu yang wajar.
"Kalau elektrik, ini kan barang baru. Teknologi hidrogen jika disubsidi juga belum tentu laku di Indonesia. Memang beda situasinya dengan kendaraan konvensional," kata Nangoi kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Sehingga, langkah pemerintah memberi insentif untuk kendaraan listrik sudah tepat. Insentif itu bisa menjadi edukasi bagi masyarakat agar lebih mengenal kendaraann listrik.
"Subsidi dan infrastruktur juga ditingkatkan," ujarnya.
Baca Juga: 3 Dampak Penerapan Gapeka 2023 terhadap KRL Jabodetabek Mulai 1 Juni
Selain itu, masyarakat Indonesia cenderung menilai mobil dari harga jualnya dalam kondisi bekas. Sedangkan belum ada harga pasaran untuk mobil listrik bekas.
"Masyarakat Indonesia itu kalau beli mobil, sudah langsung nanya, ‘harga jual mobil bekasnya nanti seperti apa?’. Kita belum tahu harga bekas (dari mobil listrik) ini seperti apa, (mereka konsumen) ragu-ragu,” tuturnya.
Ia mengatakan, berdasarkan data wholesales yang dirilis Gaikindo, penjualan mobil listrik terlihat alami peningkatan pada April 2023 setelah insentif diumumkan. Tapi jumlahnya belum sesuai dengan harapan.
“Sudah mulai (berdampak kebijakan mobil listrik). Kalau kita lihat Januari, Februari, Maret belum keluar (kebijakannya). Begitu sudah diputuskan, baru mulai naik lagi. Tapi kan diharapkan bisa lebih tinggi dari tahun lalu, itu belum tercapai,” tandasnya.
Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus
Sumber :