Oralit Bukan Solusi Cegah Dehidrasi saat Berpuasa Ramadan, Ini Penjelasan Dokter dan Kemenkes
Kesehatan | 25 Maret 2023, 03:47 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Oralit bukan solusi mencegah dehidrasi selama puasa Ramadan. Hal itu disampaikan oleh dokter spesialis penyakit dalam dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jumat (24/3/2023).
Dokter spesialis penyakit dalam, Prof Ari Fahrial Syam menjelaskan, oralit tidak diperuntukkan mencegah dehidrasi selama menjalankan puasa Ramadan.
"Jadi, kalau kita mengalami dehidrasi, maka kita mengonsumsi oralit, tapi bukan untuk mencegah," kata Ari di Jakarta, Jumat (24/3/2023) malam, dilansir dari Antara.
Dokter yang praktik di sejumlah rumah sakit swasta di Jakarta itu memastikan informasi yang beredar di media sosial mengenai oralit sebagai solusi mencegah dehidrasi saat berpuasa, keliru.
Bahaya Oralit
Ia pun mengingatkan kandungan oralit bisa meningkatkan gula pada penderita diabetes.
"Yang harus diperhatikan bahwa oralit itu mengandung garam dan gula. Jadi pada orang-orang tertentu, yang misalnya punya masalah diabetes, gulanya bisa naik," jelasnya.
Baca Juga: Tips Berpuasa untuk Pasien Diabetes, IDI: Perlu Menyusun Perencanaan Minum saat Sahur
Selain itu, jelas Ari, kandungan garam di dalam oralit juga bisa memicu tekanan darah tinggi bagi penderita hipertensi.
"Kalau dia mempunyai hipertensi, maka tekanan darahnya bisa tinggi," tegasnya.
Ari pun meluruskan narasi yang beredar di media sosial mengenai manfaat oralit.
Ia menerangkan, oralit berfungsi untuk memulihkan orang yang dehidrasi akibat diare, bukan mencegah kondisi kekurangan cairan di dalam tubuh.
"Oralit itu tujuannya untuk dehidrasi, jadi orang yang dehidrasi minum oralit agar dehidrasi tidak tambah parah," katanya.
Oralit bertujuan untuk mengatasi masalah diare yang ditandai dengan buang air besar yang encer yang lebih sering terjadi dari biasanya. Diare biasanya disebabkan oleh virus atau makanan yang terkontaminasi.
"Jadi dia musti diperhatikan atau ada orang-orang yang memang karena diare, jelas itu ada suatu yang keluar, maka kita imbangi dengan minum oralit. Itu yang masih harus diperhatikan," jelasnya.
Baca Juga: 4 Tips Puasa Ramadan bagi Penderita Mag Agar Tak Kambuh dari Dokter UGM
Oralit Bisa Picu Perut Kembung
Senada, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi mengingatkan, konsumsi oralit di luar indikasi penggunaan justru bisa memicu perut kembung akibat gangguan gerakan usus di dalam tubuh.
"Oralit adalah larutan regidrasi oral yang merupakan jenis obat untuk mengatasi orang diare atau muntah, yang bisa berakibat dehidrasi dan terganggu eletrolitnya," kata Nadia di Jakarta, Jumat (24/3) malam.
Selain itu, ia mengingatkan, kelebihan natrium dalam sistem pencernaan manusia berisiko mengganggu fungsi organ atau sistem tubuh lainnya.
Oralit, jelas dia, mengandung natrium klorida, kalium klorida, trisodium sitrat dihidrat, dan glukosa anhidrat.
Kemenkes mengimbau masyarakat untuk menggunakan obat oralit sesuai dengan peruntukan yaitu untuk mengobati diare atau muntah.
Baca Juga: Ahli Gizi UGM: Berikut Tiga Jenis Makanan untuk Sahur dan Berbuka Puasa selama Ramadan
Siti Nadia pun mengimbau masyarakat tidak memborong oralit di apotek, minimarket, maupun fasilitas penyedia layanan obat lainnya karena berisiko mengganggu ketersediaan obat bagi mereka yang membutuhkan.
"Berpuasa sebenarnya merupakan suatu kebaikan bagi tubuh dan sudah banyak kajian terkait manfaat puasa dan kesehatan. Jadi tetap gunakan oralit sesuai peruntukannya," pungkasnya.
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Antara