Mengenang KH Zainudin MZ, Dai Sejuta Umat dengan Ceramah yang Menyihir
Risalah | 23 April 2022, 06:10 WIBZainuddin MZ mulai dikenal sejak banyak mengisi pengajian di radio serta di berbagai masjid dan musala sejak tahun 1975 di berbagai daerah di Tanah Air.
Popularitas dan dakwahnya pun kian menanjak. Ia datang ke wilayah-wilayah terpencil dan pengajiannya tidak pernah sepi. Namanya pun meroket jadi tokoh nasional panutan hingga sampai Malaysia, Brunei dan Asia Tenggara.
“Dalam sebuah momen Isra Mi’raj, ia harus melayani 120 tempat dari Jakarta hingga Ternate. Bila pengaruh ceramah terbatas di ruang pengajian, rekaman kaset-kasetnya menembus batas geografis, entitas dan sekat komunitas,” tulisnya.
Gaya bicara, cara berdakwah hingga jejaknya sampai saat ini masih ditiru oleh banyak mubalig kekinian. Bahkan, banyak yang menyebutnya sebagai prototipe ustaz televisi yang kita kenal sekarang ini.
Baca Juga: KH Sholeh Darat, Ulama Tanah Jawa dan Guru RA Kartini
Aktif di Politik, Melawan Orde Baru dengan Guyonan Dakwah
Melihat popularitas dan pengaruhnya, PPP lantas mengajaknya dan ia pun aktif di dalamnya. Bersama Rhoma Irama, ia pun keliling ke pelbagai daerah dengan nama Nada dan Dakwah.
Ia juga pernah menjadi aktor di sejumlah film seperti "Nada dan Dakwah" (1992) bersama sang Raja Dangdut tersebut. Ia pun sering mengkritik Orde Baru lewat dakwah dan pengajian.
Dikisahkan, pada zaman Orde Baru, ketika hendak pengajian, ia harus kucing-kucingan dengan intel dan kerap mengelabui dengan ceramah. Lewat ceramah pula, ia memasukkan unsur reformasi maupun persoalan sosial lain dengan cara yang kadang subtil, tetapi mengena di masyarakat.
Misalnya, untuk bicara soal pemiskinan Orde Baru, ia bicara soal kisah-kisah dan bagaimana umat harusnya mengawasi bersama-sama dan sebagainya.
Sebagai ulama, ia pintar mengelola ‘hubungan’ dengan kekuasaan saat itu hingga bisa tetap aman melenggang berdakwah. Di politik, pernah menjadi anggota MPR dari Utusan Daerah (1997-1998).
Sedangkan pada era reformasi, Zainuddin sempat menjabat sebagai Pejabat Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) (1999-2002), kemudian menjadi Ketua Umum Partai Bintang Reformasi (PBR) hasil Muktamar I (2005-2010).
Setelah menghabiskan hampir seluruh hidupnya untuk berdakwah dan memikirkan umat, ia pun berpulang pada 5 Juli 2011 pada usia 59 tahun.
KH Zainudin MZ dimakamkan di belakang Masjid Jami Fajrul Islam. Lokasinya persis di depan kediaman Zainuddin MZ, di Jalan H Aom, Gandaria Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Makamnya pun sering dikunjungi peziarah yang hendak mengenang jasa-jasa beliau.
Sampai detik ini, video-video lama KH seolah ingin berkata, "Zainudin MZ memang sudah tiada, tetapi dakwahnya abadi."
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV