Fathul Makkah di Bulan Ramadan, Derap Langkah Umat Islam Membebaskan Kota Suci Umat Islam
Risalah | 23 April 2022, 04:05 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Fathul Makkah atau pembebasan kota suci Umat Islam, Makkah Al-Mukarromah, menjadi momentum penting dalam sejarah Islam. Peristiwa ini terjadi pada Jumat 20 atau 21 Ramadan tahun ke-8 Hijriah.
Fathul Makkah menjadi titik pijak umat Islam bisa ‘pulang’ kembali ke Ka’bah dan Makkah, tempat awal mula Islam dan kelahiran Rasulullah, serta menjadi momen kemenangan terbesar umat Islam.
Dikutip dari Sirah Nabawiyah Ar-Rahiq AlMakthum karya Syaikh Syafiyurrahman Al-Mubarakfuri, latar belakang peristiwa ini terjadi berkaitan dengan perjanjian Hudaibiyah, sebuah traktat perjanjian perdamaian antara muslim dan suku Quraisy dan berakhir dengan penghianatan.
Kenapa disebut pengkhianatan? Sebab saat itu pihak Quraisy menghancurkan amanah yang disepakati dalam perjanjian ini.
Salah satu isi perjanjian Hudaibiyah adalah, kebolehan bagi dua belah pihak boleh masing-masing untuk saling mendukung, baik ke pihak Rasulullah atau Quraisy.
Ada dua kabilah yang melatarbelakangi rusaknya perjanjian itu, yakni Bani Bakr yang mendukung Quraisy, dan Khuzaah yang mendukung Rasulullah. Kedua kabilah ini sejak lama berperang, tapi perjanjian Hudaibiyah membuat keduanya melakukan gencatan senjata.
Dua tahun setelah Perjanjian Hudaibiyah, Bani Bakr ternyata menyerang Khuzaah, hingga akhirnya rusaknya perjanjian tersebut. Singkat cerita, efek dari rusaknya perjanjian itu, Rasulullah pun memutuskan untuk melakukan pembebasan Kota Makkah, sekaligus sebagai eksistensi umat Islam yang kian menguat.
Baca Juga: 17 Ramadan, Kisah Pilu Wafatnya Aisyah Istri Nabi Muhammad
Derap Langkah Umat Islam Menuju Makkah
Rasulullah sendiri memimpin Fathul Makkah dengan 10.000 kaum muslimin layaknya hendak berperang. Padahal, menurut sejarawan, Rasululllah tidak menginginkan pertumparan darah sedikit pun, namun itulah yang terjadi.
Pada tanggal 10 Ramadan tahun 8 Hijriah, Nabi Muhammad memimpin 10.000 umat Islam dari Madinah menuju Makkah.
Melihat begitu besarnya kekuatan muslim, Abu Sofyan, pemimpin Quraisy mendatangi Nabi dan membuat perjanjian, sekaligus ia mengakui kesalahan dan masuk Islam.
Fathul Makkah pun terjadi seperti yang diinginkan Nabi, yakni tanpa kekerasan, Quraisy menyerah tanpa perlawanan. Lantas, beliau pun berkata kepada kaum Quraisy ketika memasuki gerbang Makkah.
Bagi mereka yang tetap berdiam dan tidak melawan, maupun ketika masuk masjid (lingkungan Ka'bah) dan masuk rumah Abu Sufyan akan dijamin keamanannya oleh Nabi Muhammad.
Ternyata, dalam peristiwa pembebasan Makkah, kaum Quraisy sama sekali tidak melakukan perlawanan terhadap pasukan Islam. Mereka sadar bahwa kekuatan dari kaum muslimin sekarang jauh lebih tangguh daripada tahun-tahun sebelumnya.
Makkah Al-Mukarromah pun dibebaskan oleh Nabi dan Umat Islam. Saat Nabi berpidato dalam pembebasan Kota Makkah, beliau memaafkan segala kesalahan di masa dulu yang dilakukan oleh Quraisy dan mengajak untuk saling bersaudara.
Baca Juga: Kisah Singkat Pendirian Ka'bah, Dibangun Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail Sedikit demi Sedikit
Efek Fathul Makkah dan Kemenangan Umat Islam
Fathul Makkah sendiri merupakan kemenangan terbesar dalam Islam. Efeknya, bagi Umat Islam menjadi lebih kokoh dari sebelumnya.
Dalam Fathul Makkah ini, awalnya diprediksi akan berlangsung dengan besar-besaran mengingat begitu krusialnya Makkah bagi suku Quraisy maupun umat Islam, waktu itu umat Islam sudah hijrah ke Madinah. Faktanya, ternyata sebaliknya.
Umat Islam berjalan dengan dipimpin langsung oleh Rasulullah, lewat iring-iringan takbir menuju kota Makkah dan berjalan dengan damai. Bukti bahwa peperangan dalam Islam bukanlah untuk tujuan menghancurkan atau melumpuhkan, tapi lebih dari itu sebagai upaya untuk damai.
Padahal, dengan kekuatan umat muslim saat itu, bisa saja mereka menghancurkan Quraisy yang sudah bertahun-tahun menghina, merusak dan membunuh sanak keluarga umat Islam yang telah memilih Islam sebagai agama dan Rasulullah sebagai pemimpin mereka.
Peristiwa damai ini bahkan diabadiakan oleh Al-Qur'an sebagai pengingat bahwa Islam adalah agama yang penuh dengan cinta damai dan tidak ada dendam. "Sungguh, Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata." (Al-Fath: 1)
Itulah peristiwa Fathul Makkah, peristiwa penting bagi umat Islam di bulan suci Ramadan.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV