Apa Itu Malam Selikuran? Tradisi Menyambut Malam Lailatulqadar di Indonesia
Tradisi | 22 April 2022, 07:51 WIBLampu ting menjadi merupakan simbol dari obor yang dibawa para sahabat ketika menjemput Rasulullah SAW usai menerima wahyu di Jabal Nur.
Mengutip dalam laman surakarta.go.id, tradisi Malem Selikuran ini dikembangkan oleh Sultan Agung.
Meski dalam perjalannanya sering pasang surut, namun, di pemerintahan Pakubuwana IX Malam Selikuran dihidupkan kembali dan mencapai puncaknya di era Pakubuwana X.
Sementara itu di Keraton Yogyakarta, Malam Selikuran diperingati dengan tak kalah meriah.
Saat ini, Malam Selikur di Keraton Yogyakarta diselenggarakan di Bangsal Sri Manganti.
Acara dimulai pukul 17.00, pada tanggal 20 Pasa yang juga selalu bertepatan dengan tanggal 20 Ramadan.
Baca Juga: Ciri-ciri Malam Lailatulqadar Menurut Para Ulama, Ada Fenomena Alam Ini
Sebelum acara dimulai, besek-besek (kotak dari anyaman bambu) berisi nasi lengkap dengan lauknya di tengah-tengah bangsal.
Terdapat juga buah-buahan dan susunan kecil nasi bungkus, juga jodhang yakni sebuah kotak kayu besar yang digunakan untuk memikul makanan itu ke bangsal.
Makanan ini nantinya dibagikan untuk seluruh peserta yang hadir sebagai bentuk sedekah dari Sultan.
Pada masa lalu, penyelenggaraan Malem Selikur jauh lebih besar dibanding saat ini. Acara dihadiri oleh lebih banyak abdi dalem, bahkan juga oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Penulis : Dian Nita Editor : Gading-Persada
Sumber : surakarta.go.id, kratonyogya.id