Mengenal Saadoe'ddin Djambek, Ulama dan Tokoh Ilmu Falak Indonesia asal Minangkabau
Amalan | 20 April 2022, 12:18 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Ada ungkapan yang mengatakan, tanah Minangkabau melahirkan banyak ulama masyhur. Salah satu ulama itu bernama Saadoe'ddin Djambek, ulama sekaligus tokoh ilmu falak yang berperan penting bagi Indonesia.
Saadoe‘ddin Djambek dikenal juga dengan nama datuk Sampono Radjo, dilahirkan di Bukit tinggi pada 29 Rabiul Awal 1329 H bertepatan pada tanggal 24 Maret 1911 M.
Selama hidupnya, Saadoe‘ddin Djambek mengabdikan dirinya untuk mempelajari ilmu falak. Ilmu falak adalah ilmu yang mempelajari perbintangan, lintasan benda-benda langit seperti bumi, bulan dan matahari.
Lantas, apa pentingnya mempelajari ini?
Ilmu falak memiliki peranan penting untuk mengetahui hal-hal praktis terkait kehidupan seorang muslim. Mulai dari soal arah kiblat, jadwal salat hingga penentuan bulan kalender hijriah untuk menentukan bulan baru, seperti halnya menentukan awal puasa dan idul fitri Ramadan.
Dikutip dari buku Mengenal Karya-Karya Ilmu Falak Nusantara;Transmisi,Anotasi,Biografi karya Dr.Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, MA, sosok satu ini merupakan ulama yang dianggap mempopulerkan gagasan hisab-rukyat dengan ilmu perbintangan modern (astronomi).
“Dia tercatat pernah mengemban amanah jadi 1 dari lima anggota perumus Lembaga hisab dan rukyat Departeman Agama dan Badan Hisab dan Rukyat,” tulisan hal.43.
Baca Juga: Syekh Ahmad Surkati: Dari Sudan Jadi Ulama Pembaharu Islam dan Mendirikan Al-Irsyad di Indonesia
Masa Kecil dan Ketertarikan pada Ilmu Falak
Ia dilahirkan dari keluarga ulama yang mencintai pengetahuan. Ayahnya adalah Syamsoedin Djambek, seorang ulama besar Minangkabau dan ahli ilmu falak. Dari ayahanda pula, kali pertama ia dikenalkan dengan ilmu itu dan jatuh cinta.
Lantas, ia bersekolah dan tamat tahun 1924 di Hollands Inlandsche School (HIS). Saadoe‘ddin Djambek melanjutkan pendidikannya di sekolah pendidikan guru, Holland Inlandsche Kweekschool (HIK) di Bukittinggi.
Setelahnya, Saadoeddin Djambek melanjutkan pendidikan ke Hogere Kweekschool (HKS) dan mendapatkan tahun 1930.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV