Jejak dan Sosok Syekh Abdussamad al-Palimbani, Penyebar Islam di Sumatera yang Gigih Melawan Belanda
Risalah | 16 April 2022, 06:20 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Namanya Syekh Abdussamad al-Palimbani, seorang ulama dan sufi yang begitu berpengaruh pada abad ke-18, khususnya bagi perkembangan Islam di Sumatera. Ia juga dikenal sebagai sosok yang gigih melawan penjajahan Belanda.
Dalam sejarahnya, sosok yang dilahirkan pada 1704 Masehi ini menjadi salah satu ulama Indonesia yang paling berpengaruh dalam sejarah.
Dikutip dari buku Sejarah islam Nusantara (2016) karya Rizem Aizid, Syekh Abdusasamad al-Palimbani bukan hanya sebagai ulama yang mengajar umat, melainkan lebih dari itu, beliau adalah penggerak perlawanan ke Belanda.
“Tidak hanya menjadi seorang ulama tasawuf, syekh Abdussamad al-Palimbangi juga seorang pejuang sejati dalam melawan penjajah. Ia dikenal sebagai anti Belanda. Bahkan, saat hendak ke Makkah, ia tidak sudi naik kapal Belanda dan memilih membuat perahu sendiri dari kayu,” tulisnya.
Untuk menunjukkan sikap antinya kepada penjajah, dikarangnya sebuah buku tentang jihad. Buku yang penting itu berjudul Nasihatul Muslimin wa Tazkiratul Mu’minin fi Fadhail Jihadi fi Sabilillah wa Karamatul Mujtahidin fi Sabilillah.
Kitab ini menginspirasi para ulama melawan penjajahan hingga sosoknya dibenci Belanda.
Baca Juga: Sosok dan Jejak Muhammad Zainuddin Abdul Madjid: Ulama Kharismatik NTB, Pendiri Nahdlatul Wathan
Jejak Pendidikan dan Pengaruhnya ke Masyarakat.
Syekh Abdusasamad al-Palimbani dididik agama oleh ayahandanya yang juga ulama bernama Syekh Abdul Jalil dan belajar di sejumlah ulama di Sumatera hingga Patani, Thailand.
Dalam catatan buku di atas, kisah masa kecil tokoh ini dalam banyak literatur juga sulit ditemukan. Bahkan, dalam kitab-kitab yang ia karang, sedikit tentang kehidupan pribadinya dikisahkan.
Ia pun dikisahkan belajar di banyak guru dan syekh di luar Sumatera. Mulai dari Jawa hingga Makkah dan Madinah hingga sampai Maghribi, yakni Maroko.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV