> >

Kisah Lengkap Nabi Ayyub dan Kesabaran Menghadapi Ujian, Bisa Diceritakan untuk Anak-anak

Risalah | 9 April 2022, 04:45 WIB
Ilustrasi berdoa. berikut ini merupakan kisah Nabi Ayyub dan bisa diceritakan ke anak-anak kita (Sumber: Pixabay)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Nabi Ayyub adalah salah dari 25 Nabi dan Rasul yang wajib dikenal dalam Islam. Ia juga dikenal sebagai Nabi yang paling sabar ketika menghadapi ujian. Bagaimana kisahnya?

Nabi Ayyub sendiri adalah keturunan dari Nabi Yusuf. Sebelum mendapatkan ujian, ia hidup bahagia bersama istri dan memiliki 10 anak.

Setiap hari, ia bekerja mengolah sawah, kebun dan memiliki harta yang cukup. Meskipun kehidupannya makmur, Nabi Ayyub tak sombong diri. Ia mengajarkan kepada anak-anaknya tentang sedekah.

Anak-anaknya pun ikut serta memberikan makanan kepada kaum miskin yang membutuhkan, berbuat baik kepada sekitar dan senantiasa beriman kepada Allah SWT. Kedermawanan dan kebaikannya ini yang membuatnya dicintai penduduk Hawran.

Tapi tidak bagi setan. Ia jengkel dengan dengan keimanan dan ketakwaan Nabi Ayyub. Setan sedikit demi sedikit memengaruhi penduduk dan mengatakan bahwa keimanan Ayyub sebatas hartanya.

“Jika ia jatuh miskin, maka ia akan menyimpang dari jalan Allah,” kata setan.

Baca Juga: Kisah Nabi Yusya, Membuat Matahari Berhenti Berputar

Nabi Ayyub Diuji oleh Allah SWT dengan Jatuh Miskin

Allah ingin menunjukkan kepada penduduk Hawran akan keimanan, kebaikan dan kesabaran Nabi Ayyub. Maka Allah mengujinya dengan mengambil harta yang dimiliki oleh Nabi Ayyub.

Seketika, para pengembala, petani maupun tukang kebunnya dibunuh oleh orang-orang jahat. Hartanya pun ludes terbakar itu.

Pada suatu sore awan hitam meliputi langit dan suara gemuruh terdengar keras. Seorang budak Nabi Ayyub tergesa-gesa mendatanginya. Pakaian dan tubuhnya terbakar dan budak itu mengatakan bahwa tempat pengembalaannya terbakar. Tidak ada yang tersisa, semuanya hangus.

Nabi Ayyub menundukkan muka, lantas berdoa kepada Allah. Ia memahami, ia lagi diuji oleh-Nya.

Ia pun pasrah berserah diri kepada Allah.

Setan sekarang mendapatkan kesempatan emas, ia ingin menjerumuskan Ayyub dan keluarganya. Ia pun merayu dengan segala cara, mulai dari mengimingi harta hingga membisiki warga agar menjauhi Ayyub dan keluarga.

Nabi Ayyub Diuji Lewat Penyakit

Ketika diuji kehilangan harta dan tidak mempan, setan pun kian jengkel.

Allah lantas juga menguji Nabi Ayyub dengan kehilangan orang yang disayang. Ketujuh putra dan ketiga putrinya dipanggil oleh Allah. Bahkan ia dan istrinya yang sudah berusia lanjut, diuji dengan sakit keras.

Setan girang kembali. Ia membujuk warga Hawran untuk membenci Ayyub, menuduhnya melakukan laku syirik, dosa besar dan perbuatan buruk hingga kena azab. Mulai dari harta, anak meninggal hingga penyakit.

Penduduk pun terbujuk setan dan mengusirnya dari Hawran. Lantas, apa yang dilakukan Nabi Ayyub? Beliau pasrah dan berdoa kepada Allah.

Kabar baik dari Allah SWT dan Mukjizat

Allah mengutus malaikat agar menyampaikan kabar baik kepada Nabi Ayyub. Saat itu, istrinya, Rahma, sedang mencarikan roti untuk makan.

Lantas, tempat di mana Nabi Ayyub berdiri, tiba-tiba terpancar cahaya yang indah. Malaikat menyampaikan salam dari Allah dan berkata, “Aku telah menerima doa-doamu. Aku akan memberikan pahala kepadamu atas kebenaranmu. Ayyub, hentakkanlah kakimu ke tanah. Basuhlah tubuhmu di mata air yang suci.”

Ketika malaikat pergi, hilang pula sinar keindahan dari tempat itu. Nabi Ayyub segera melaksanakan apa yang telah diperintah Allah melalui malaikat-Nya.

Lantas, ia hentakkan kakinya dan terpancarlah air suci dari bawah kakinya. Ia minum air tersebut dan segera ia melepas pakaiannya serta mandi.

Segala penyakit yang menempel di tubuhnya hilang. Ia pun juga kembali seperti seorang pemuda yang bersinar, begitu pula istrinya.

Air suci itu juga mengalir ke tanah dan mengaliri makam anak-anak Nabi Ayyub. Anak-anak yang sudah meninggal, kembali hidup atas izin Allah. Segala sesuatunya kembali, seperti kemakmuran Nabi Ayyub.

Itulah buah kesabaran dan keimanan atas apa yang dilakukan oleh Nabi Ayyub. Itulah kuasa Allah yang tak bisa dipungkiri adanya. Setan pun gigit jari.

Kisah ini diabadiakan dalam Al-Qur'anul Karim, yang artinya: Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua yang penyayang.” Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya dan yang seperti mereka bersama mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah. (Q.S. Al-Anbiya: 83-84).

Itulah kisah Nabi Ayyub, sosok yang begitu kuat menghadapi cobaan dan ujian. Kisah ini bisa diceritakan kepada anak-anak mumpung di bulan suci Ramadan. Wallahu a'lam. 

*Disarikan dari buku “The Greatest Stories of Al-Qur’an” karya Syekh Kamal As Sayyid.

 

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU