Ibnu Muljam dan Kisah Pembunuhan Keji Khalifah Ali bin Abi Thalib di Bulan Ramadan
Risalah | 9 April 2022, 03:05 WIBKetika kelompok Ali hampir menang, Muawiyah menawarkan perundingan (tahkim) sebagai penyelesaian permusuhan.
Ali menerima tawaran Muawiyah, sehingga menyebabkan 4.000 pengikutnya memisahkan diri, keluar dari barisan. Ia merasa, baik Ali maupun Muawiyah tidak benar dan dicap sebagai kafir.
Sejarah mencatat, kelompok ini nantinya disebut sebagai kelompok khawarij. Khawarij berasal dari kata kharaja artinya keluar/membelot, termasuk di dalamnya adalah Ibnu Muljam.
Khawarij menyatakan, permusuhan harus diselesaikan dengan kehendak Tuhan, bukan perundingan (arbitrase). Khawarij juga mengkafirkan terhadap mayoritas umat muslim yang moderat dan menuduhnya sebagai pengecut dan kafir.
Ali bin Abi Thalib dianggap bersalah karena telah setuju arbitrase, padahal sejatinya Ali cuma ingin perdamaian antar umat Islam. Peperangan antara saudara tidak akan menyelesaikan masalah, maka ia menawarkan perundingan dan dialog.
Oleh Ibnu Muljam dan kelompok Khawarij, Ali akhirnya dibunuh. Sebuah kisah pilu yang akan terus diingat dalam sejarah, beda tafsir pemahaman dan politik ternyata bisa begitu merusak seperti Ibnu Muljam dan kelompoknya Khawarij.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV