Mengenal Sejarah Salat Tarawih, Ibadah Khusus Bulan Suci Ramadan
Risalah | 26 Maret 2022, 20:00 WIBLantas, Nabi Muhammad kembali mengerjakan salat tarawih pada 25 Ramadan. Saat itu, banyak para sahabat mengikuti beliau untuk salat tarawih di masjid. Hingga pada 29 Ramadan, beliau tidak lagi salat di masjid tapi salat di rumah.
Hal ini lantaran, ditakutkan nantinya para sahabat menganggap salat tarawih lazimnya salat wajib. Padahal, sejatinya tidak, melainkan ibadah sunah.
Sabda Nabi Muhamad: Sesungguhnya aku bukannya tidak tahu keberadaan kalian (semalam saat salat tarawih). Akan tetapi aku takut nanti menjadi diwajibkan atas kalian sehingga kalian menjadi keberatan karenanya.(HR. Bukhari Muslim).
Baca Juga: Presiden Jokowi: Warga yang Ingin Melakukan Shalat Tarawih dan Mudik Diperbolehkan
Kisah Umar bin Khattab dan Salat Tarawih Berjamaah
Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab, salat tarawih dikerjakan secara berjamaah bersama-sama dengan para sahabat.
Pada zaman itu, usai wafatya Nabi Muhammad SAW, para sahabat terpisah-terpisah ketika melaksanakan ibadah salat tarawih di bulan Ramadan.
Hal ini lantaran, memang tidak ada perintah khusus untuk menjadikan salat tarawih ibadah bersama.
Lantas, Umar memerintahkan para sahabat untuk berkumpul, lantas terjadilah salat tarawih berjamaah.
Beliau menetapkan praktek salat tarawih dengan cara berjamaah melalui satu imam. Dan menunuk seorang sahabat saleh bernama Ubay bin Ka’ab menjadi imam salat tarawih. Peristiwa ini juga diabadaikan dalam kitab Sahih Bukhari.
Dari Abdurrahman bin Abdul Qariy bahwa dia berkata: “Aku keluar bersama Umar bin alKhatthab – radhiyallahu ’anhu - pada malam Ramadan menuju masjid, ternyata orang-orang shalat berkelompok-kelompok secara terpisahpisah, ada yang shalat sendiri dan ada seorang yang shalat diikuti oleh ma'mum yang jumlahnya kurang dari sepuluh orang.
Maka Umar berkata: “Aku pikir seandainya mereka semuanya shalat berjama'ah dengan dipimpin satu orang imam, itu lebih baik.”
Kemudian Umar memantapkan keinginannya itu lalu mengumpulkan mereka dalam satu jama'ah yang dipimpin oleh Ubai bin Ka'ab – radhiyallahu ’anhu -. Kemudian aku keluar lagi bersamanya pada malam yang lain dan ternyata orang-orang salat dalam satu jama'ah dengan dipimpin seorang imam, lalu Umar berkata: “Sebaik-baiknya bid'ah adalah ini.
Dan mereka yang tidur terlebih dahulu adalah lebih baik daripada yang shalat awal malam, yang ia maksudkan untuk mendirikan shalat di akhir malam, sedangkan orang-orang secara umum melakukan shalat pada awal malam. (HR. Bukhari)
Hingga kini, salat tarawih sering dilakukan secara berjemaah baik itu di masjid, musala dan surau di seluruh dunia.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV