Belva Devara Ngaku Rungguru Semua Miliknya, Tapi Namanya Tak Tercatat Sebagai Pemegang Saham
Kompas bisnis | 22 April 2020, 22:41 WIBJAKARTA, KOMPAS TV - Bekas Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Adamas Belva Syah Devara, menjawab soal status Ruangguru, perusahaan rintisan teknologi pendidikan yang ditunjuk sebagai mitra penyelenggara pelatihan Kartu Prakerja 2020.
Sebeblumnya, status startup ini menjadi perdebatan publik karena dianggap merupakan perusahaan asing. Karena perusahaan asing itulah, Ruangguru dinilai tak berhak mengelola pelatihan Kartu Prakerja program pemerintah.
Menanggapi hal itu, Founder sekaligus CEO Ruangguru, Belva Devara, angkat bicara. Dia tidak menyangkal Ruangguru merupakan perusahaan penanaman modal asing (PMA) asal Singapura. Namun dia membantah jika mayoritas sahamnya dimiliki oleh investor Singapura.
"Tidak benar (mayoritas saham dimiliki investor Singapura). Ya Ruangguru Pte Ltd yang di Singapura ya punya saya juga, kami juga punya pegawai di Singapura," kata Belva seperti dikutip dari akun Instagramnya pada Rabu (22/4/2020).
Baca Juga: Resmi Mundur dari Stafsus Presiden, Belva Tak Ingin Polemik Jabatan jadi Panjang
Sebanyak 99,99 persen saham PT Ruang Raya Indonesia dimiliki oleh Ruangguru Pte Ltd. Ruangguru Pte Ltd beralamat di 6 Battery Road #38-04, Singapura, 049909.
"Selain di Singapura, kami juga ada ratusan pegawai di Vietnam dan juga di Thailand. Semuanya punya saya, anak muda kebangsaan Indonesia," kata Belva.
Meski Belva mengklaim Ruangguru miliknya, namun dilansir dari Kontan.co.id, Rabu (22/4/2020), berdasarkan data profil perusahaan dari Administrasi Hukum Umum (AHU) dari Kementerian Hukum dan HAM, badan hukum Ruangguru bernama PT Ruang Raya Indonesia.
Mengacu pada surat pengesahan anggaran dasar pada 17 Maret 2020, Ruang Raya Indonesia tercatat sebagai perusahaan penanaman modal asing (PMA).
Ruang Raya Indonesia memiliki modal dasar Rp 2 triliun. Nilai tersebut terbagi atas 20 juta unit saham dengan harga Rp 100.000 per saham. Adapun jumlah modal disetor dan ditempatkan penuh senilai Rp 649.440.900.000 yang terbagi menjadi 6.494.409 unit saham.
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV