Jadi Juga Nih, Luhut Sebut Aturan Subsidi Kendaraan Listrik Terbit Awal Februari 2023
Kebijakan | 27 Januari 2023, 05:55 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, aturan terkait besaran insentif kendaraan listrik akan diterbitkan pada awal Februari 2023. Yakni sebesar Rp7 juta untuk motor listrik.
Luhut menyampaikan, upaya tersebut dalam rangka mempercepat adopsi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) atau electric vehicle (EV) sebagai kendaraan yang digunakan masyarakat.
“Kita sudah finalkan (terkait KBLBB) di Ratas (Rapat Terbatas) kemarin, minggu depan sudah harus keluar Permen (Peraturan Menteri) dari Kementerian Keuangan terkait subsidi dan sebagainya. Mudah-mudahan minggu depan, Februari awal," kata Luhut seperti dikutip dari Antara, Kamis (26/1/2023).
"Sekitar Rp7 juta ya kira-kira untuk motor listrik baru dan nanti diumumkan semua, akan diprioritaskan untuk rakyat yang sederhana,” tambahnya.
Ia menyatakan, Indonesia sudah siap membangun ekosistem menuju transformasi KBLBB. Salah satunya terlihat dari dibangunnya proyek kawasan industri Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) di Tanah Kuning, Kalimantan Utara.
Sehingga jika semakin banyak masyarakat yang menggunakan kendaraan listrik, pemerintah sudah siap.
Baca Juga: Luhut Beri Sinyal 2 Produsen Mobil Listrik Segera Masuk RI, Tesla atau BYD?
"Ekosistem yang kita bangun ini sudah ada raw material-nya, refinery-nya, EV battery-nya, semua sudah tersusun. Ini sudah berjalan dan Presiden akan groundbreaking tanggal 27 Februari 1.400 Megawatt dari 10.000 Megawatt di Sungai Kayan dan sekitarnya," ujar Luhut.
"Jadi ini one of the largest and greatest downstream industry akan ada di Tanah Kuning nanti," sambung Luhut.
Finalisasi Insentif Pembelian Kendaraan Listrik
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan insentif pembelian kendaraan listrik sedang dalam tahap finalisasi terkait pendanaan.
Adapun kisaran insentif yang disiapkan pemerintah antara lain untuk pembelian mobil listrik hingga Rp80 juta, mobil listrik berbasis hibrida mendapat insentif sebesar Rp40 juta dan motor listrik mendapat Rp8 juta jika pembelian baru sedangkan untuk motor konversi menjadi motor listrik akan diberikan sekitar Rp5 juta.
Catatannya, insentif akan diberikan kepada pembeli yang membeli mobil atau motor listrik yang mempunyai pabrik di Indonesia.
Pemberian insentif untuk pembelian mobil listrik dilakukan pemerintah lantaran harga mobil listrik jauh lebih mahal dari mobil biasa atau sekitar 30 persen lebih tinggi.
Namun, pemerintah meyakinkan bahwa insentif yang akan diberikan itu tidak sama dengan subsidi bahan bakar minyak.
Baca Juga: Cerita Luhut Peringatkan Utusan Presiden AS: Jangan Ganggu Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Sementara itu, Luhut juga optimistis semua produsen mobil listrik dunia telah dan akan berinvestasi di Indonesia.
Mulai dari Wuling asal China, Hyundai asal Korea Selatan, BYD asal China hingga Tesla dari Amerika Serikat (AS).
"Ini kalau Anda lihat semua di sini, hampir semua pemain, bukan hampir semua, (tapi) semua pemain besar mobil dunia pun sudah masuk, akan masuk di kita. Terakhir itu BYD yang nomor satu di dunia, nomor dua ada Tesla, Hyundai dan seterusnya," kata Luhut dalam Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda 2023, Selasa (17/1/2023).
Dari nama-nama yang disebutkan di atas, baru Hyundai dan Wuling yang mempunyai pabrik di Indonesia. Namun menurutnya, perusahaan lainnya sudah sampai pada tahap finalisasi dan akan segera diumumkan rencana investasinya di Indonesia.
Luhut tidak merinci, apakah BYD, Tesla atau keduanya yang investasinya telah mencapai tahap finalisasi.
"Ini semua sudah memfinalisasi perjanjian-perjanjian Indonesia dengan keputusan kita, EV, yang sudah kemarin di rapat kabinet, dan kita bisa announce (umumkan) segera. Maka pemain-pemain besar dunia itu akan masuk ke Indonesia," tutur Luhut.
Ia menjelaskan, RI sangat menarik bagi produsen mobil listrik, karena pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik dan kendaraan listrik yang dimulai dari hulu dengan hilirisasi nikel.
Baca Juga: Untung Rugi Kendaraan Listrik di Indonesia, Hemat Energi hingga Ancaman Pejalan Kaki
Hal itu juga didukung dengan keberhasilan Presidensi G20 2022 yang mendapatkan pujian besar dunia.
"G20 itu merupakan satu terobosan luar biasa yang diapresiasi sampai tadi malam saya di Davos, itu mereka memberi puja puji terhadap penyelenggaraan dan outcome dari G20 yang baru kita lalui beberapa waktu yang lalu," jelas Luhut.
Luhut meyakini Indonesia akan menjadi satu dari tiga besar produsen baterai kendaraan listrik (electric vehincle/EV) terbesar di dunia pada 2027.
Keyakinan itu juga didukung oleh telah ditandatanganinya perjanjian kerja sama pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik antara holding BUMN MIND ID dengan produsen baterai kendaraan listrik asal China Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL) pada Senin (16/1).
"Maka kita sudah siap memasuki satu era baru membangun ekosistem lithium battery dan juga mobil EV dan ini kalau berjalan semua sesuai rencana, maka baterai pertama litium juga akan bisa kita produksi pada tahun 2025," kata Luhut.
"Nanti tahun 2027 kita mungkin salah satu dari tiga besar dunia yang akan memproduksi EV battery juga termasuk mobil EV," tambahnya.
BYD dan Tesla
Dibanding BYD, nama Tesla lebih sering disebut sudah berminat berinvestasi di Indonesia. Bahkan Luhut dan Presiden Joko Widodo atau Jokowi sudah bertemu langsung dengan bos Tesla Elon Musk.
Baca Juga: Ingat! Beli Solar Subsidi Mulai Hari Ini Wajib Daftar MyPertamina ya, Jabodetabek Termasuk
Presiden Jokowi juga sudah menugaskan Luhut untuk mengawal investasi Tesla hingga terealisasi di Indonesia.
Tesla juga dikabarkan akan membangun pabrik di Indonesia. Mengutip Strait Times, Kamis (12/1/2023), Tesla hampir menutup kesepakatan awal untuk mendirikan pabrik di Indonesia.
Informasi itu didapat dari beberapa sumber yang tak bisa disebutkan namanya, yang Mengetahui masalah tersebut.
Dalam laporan itu, dinyatakan jika Tesla ingin memanfaatkan cadangan nikel Indonesia yang merupakan bahan baku baterai kendaraan listrik.
"Pabrik tersebut akan memproduksi sebanyak 1 juta mobil per tahun, kata orang-orang, sejalan dengan ambisi Tesla agar semua pabriknya secara global mencapai kapasitas tersebut," tulis laporan Strait Times.
Namun, kesepakatan belum ditandatangani dan kesepakatan masih bisa gagal. Terkait hal ini, Bos Tesla Elon Musk hanya mencuit jika media harus berhati-hati jika menulis artikel berdasarkan sumber yang namanya tak disebutkan.
Di sisi lain, Elon Musk tidak membantah kabar tersebut.
"Please be cautious about writing articles citing “unnamed sources”, as they are frequently false," cuit Elon Musk, Kamis (12/1) pekan lalu.
Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada
Sumber : Antara