Optimalisasi Keselamatan Pekerja dalam Proses Produksi PT Freeport Indonesia
Ekonomi dan bisnis | 16 Desember 2022, 18:02 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Proses penambangan di PT Freeport Indonesia (PTFI) saat ini dilakukan melalui metode underground mining atau penambangan bawah tanah. Adanya digital advance technology dapat menunjang efektivitas penambangan bawah tanah yang dilakukan PTFI.
Aktivitas penambangan bawah tanah PTFI kurang lebih berada di sekitar 1.700 meter dari permukaan tanah. Dengan risiko yang cukup tinggi, teknologi berperan penting dalam kelancaran dan keselamatan pekerja.
“Teknik penambangan saat ini dapat dikatakan sudah maju dan modern. Dengan kondisi dan tantangan operasi yang ada, tentunya kita memanfaatkan teknologi ter-update untuk bisa menambang secara aman, efektif, efisien, dan berkelanjutan,” jelas Henky Rumbino selaku Senior Vice President Underground Mine.
Secara umum, penambangan bawah tanah di PT Freeport Indonesia menggunakan metode block caving. Metode ini dilakukan dengan memotong badan bijih tembaga dalam bentuk blok-blok besar melalui peledakan sehingga bijih tersebut akan runtuh sendiri.
Baca Juga: Menelisik Proses Penambangan Hingga Pengolahan Nikel Antam di UBP Nikel Kolaka
Runtuhan bijih akan jatuh ke titik-titik penarikan (drawpoint) di level ekstraksi. Lalu, bijih yang sudah jatuh ke titik penarikan ini akan diangkut secara manual ataupun remote tergantung pada kondisinya.
Langkah selanjutnya yaitu memasukkan runtuhan bijih ke saluran bijih untuk dijatuhkan ke level pengangkutan.
Kemudian, bijih diangkut menggunakan kereta yang dioperasikan secara remote untuk dibawa ke mesin penghancur atau crusher.
Setelah itu, bijih yang sudah dihancurkan dikirim lewat ban berjalan (conveyor) ke pabrik pengolahan (mill) di permukaan.
Bijih halus kemudian diolah melalui proses pengapungan menggunakan reagen serta bahan yang berbasis alkohol dan kapur.
Proses tersebut bertujuan memisahkan konsentrat yang mengandung mineral tembaga, emas, dan perak. Sisa pasir yang tidak memiliki nilai ekonomi (tailing) dialirkan melalui sungai menuju daerah pengendapan di dataran rendah.
Sementara itu, konsentrat berbentuk bubur disalurkan dari pabrik pengolahan menuju pabrik pengeringan di pelabuhan Amamapare melalui pipa sepanjang 110 km.
Setelah dikeringkan, konsentrat yang merupakan produk akhir PTFI ini kemudian dikirim ke pabrik-pabrik pemurnian di dalam maupun luar negeri.
Sejumlah konsentrat yang dikirim ke pabrik pengolahan untuk dimurnikan tersebut akan menghasilkan katoda tembaga.
PTFI memiliki kereta listrik tanpa awak yang dioperasikan dari ruangan kemudi di tambang bawah tanah untuk mengangkut bijih tambang untuk dibawa ke mesin penghancur batuan.
System Monitors Seismic Activity berfungsi memastikan keamanan penambangan di kedalaman sehingga tidak akan mencelakai karyawan.
Penulis : Meirna Larasati Editor : Redaksi-Kompas-TV
Sumber : Kompas TV