Jokowi Blak-Blakan sebut Masih Ada Penjajahan Modern ke Indonesia yakni Pemaksaan Ekspor Nikel
Kebijakan | 3 Desember 2022, 12:34 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Praktik tanam paksa dan kerja paksa di zaman penjajahan Belanda kini seolah terulang lagi dengan adanya pemaksaan ekspor barang mentah bagi Indonesia.
Hal itu dikemukakan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam acara Kompas 100 CEO Forum di Istana Negara, Jakarta, Jumat (2/12/2022) yang disiarkan lewat kanal YouTube Sekretariat Presiden.
"Hati-hati, dulu zaman VOC, zaman kompeni, itu ada yang namanya kerja paksa, ada yang namanya tanam paksa. Zaman modern ini muncul lagi, ekspor paksa. Ekspor paksa, kita dipaksa untuk ekspor. Lho ini barang kita kok," tutur Jokowi.
Menurutnya, Indonesia semestinya tidak lagi melakukan ekspor bahan mentah karena memiliki potensi yang sangat besar, mulai dari nikel, tembaga, bauksit, hingga timah.
Jokowi pun menegaskan bahwa Indonesia akan mengajukan banding atas keputusan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang memenangkan gugatan Uni Eropa atas berhentinya ekspor nikel mentah.
Baca Juga: Jokowi Tegaskan RI Banding atas Gugatan Ekspor Nikel Lawan WTO: Kita Juga Mau Jadi Negara Maju
Keputusan WTO tidak boleh menghentikan langkah Indonesia karena pemerintah ingin menciptakan ekosistem besar memanfaatkan sumber daya alam yang ada.
"Saya sampaikan kepada menteri, banding urusan nikel, karena ini ceritanya belum rampung kalau kita berhenti. Ya ekosistem besar yang kita impikan ini enggak akan muncul," ungkapnya.
Jokowi menuturkan, salah satu ekosistem industri yang hendak dibuat adalah baterai kendaraan listrik karena Indonesia memiliki sumber dayanya berupa timah, bauksit, dan tembaga.
Jokowi mengatakan, Indonesia memang belum punya lithium yang merupakan salah satu bahan baku baterai kendaraan listrik, tetapi Australia sudah terbuka untuk bekerja sama dengan Indonesia.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV