> >

Sri Mulyani: Defisit APBN 2023 sebesar Rp598,2 Triliun atau 2,84 Persen

Kebijakan | 1 Desember 2022, 17:14 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) didampingi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kiri) dan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (1/12/2022). (Sumber: Tangkapan layar siaran kanal YouTube Sekretariat Presiden)

 

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada tahun 2023 berada di bawah angka 3 persen, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

 

“Defisit APBN tahun 2023 makin mengecil, yaitu sebesar Rp598,2 (triliun) atau 2,84 persen. Ini secara konsisten melaksanakan Perpu 1 2020 atau Undang-Undang 2 2020 yaitu konsolidasi fiskal di mana pada tahun 2023 defisit harus dijaga di bawah 3 persen dari GDP (gross domestic product),” ujar Sri Mulyani di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (1/12/2022), dikutip dari laman presidenri.go.id.

Menkeu memaparkan bahwa pendapatan negara pada tahun 2023 ditargetkan mencapai Rp2.463 triliun yang berasal dari pemasukan perpajakan sebesar Rp2.021 triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp441,4 triliun, dan hibah Rp0,4 triliun.

Sementara itu, belanja negara tahun depan mencapai Rp3.061,2 triliun yang terdiri atas belanja pemerintah pusat sebesar Rp2.246,5 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp814,7 triliun.

Baca Juga: Utang Pemerintah Naik Jadi Rp7.496 Triliun, Kemenkeu: Masih dalam Batas Aman

“Untuk belanja negara, seperti tadi telah disampaikan oleh Bapak Presiden, fokusnya pada yang pertama dan paling penting adalah belanja untuk meningkatkan kualitas SDM (sumber daya manusia),” ungkapnya.

Selain itu, Sri Mulyani melanjutkan, belanja negara juga difokuskan pada penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN), infrastruktur untuk mendukung transformasi ekonomi, dan pengembangan ekonomi hijau, termasuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Selain itu, sambungnya, pemerintah terus memperluas, memperkuat, dan mereformasi jaring pengaman sosial dengan memperbaiki dan memperbarui data-data kemiskinan masyarakat rentan melalui Survei Register Ekonomi dan Sosial.

Penulis : Kiki Luqman Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU