Buka KTT G20, Jokowi Diapit Dua Perempuan yang Berperan Besar Sukseskan Presidensi Indonesia
Ekonomi dan bisnis | 15 November 2022, 10:21 WIBNUSA DUA, KOMPAS.TV - Dalam pembukaan acara puncak KTT G20 di Bali, Selasa (15/11/2022), Presiden Joko Widodo didampingi dua sosok perempuan. Yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang duduk di bagian kanan dan kiri Presiden Jokowi.
Bisa dibilang, dua Menteri tersebut punya peran sangat besar dalam mewujudkan terselenggaranya G20 di tengah kondisi geopolitik saat ini. Yaitu Perang Rusia-Ukraina dan keterangan China-Amerika.
Direktur Eksekutif Bank Dunia untuk ASEAN Wempi Saputra, yang juga merupakan Mantan Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan, menyebut Sri Mulyani harus melakukan lebih dari 100 pertemuan bilateral untuk bisa mempertahankan keutuhan G20.
Hal itu dilakukan agar G20 tidak bubar dan tetap bisa berdialog untuk mencari solusi masalah yang dihadapi dunia saat ini.
"Beberapa negara menginginkan Indonesia sebagai Presidensi tidak mengundang Rusia. Kalau sekali enggak ngundang, jadi G19, bisa jadi setelah itu berkurang lagi, pecah," kata Wempi seperti dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Sempat Dikabarkan Masuk RS, Menlu Rusia Sergey Lavrov Hadiri Acara Puncak KTT G20
Wempi menceritakan berbagai pertemuan di mana ia juga terlibat, baik secara fisik maupun virtual di tingkat menteri keuangan (menkeu) maupun di tingkat deputi bank sentral. Pertemuan-pertemuan itu dilakukan sepanjang Februari-Oktober 2022.
"Saya bantu, kami bilateral lebih dari 100 kali dengan menkeu dan deputi. Beliau dengan menkeu, saya dengan deputi. Hanya untuk mendengar aspirasi-aspirasi, ini maunya bagaimana baiknya," ujar Wempi.
Ia mengatakan, salah satu keberhasilan Indonesia dalam memegang Presidensi G20 adalah karena mampu mempertahankan forum G20 itu sendiri.
Pasalnya, negara-negara G20 awalnya pesimistis forum ini bisa berjalan lagi.
"Mempertahankan forum itu sebagai salah satu keberhasilan presidensi, yang diakui semua negara G20. Mereka awalnya pesimis. Oleh Indonesia tidak hanya (dipertahankan) sebagai g20, dialognya juga disediakan," ucapnya.
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV