> >

John Legend Tampil di Depan Jokowi, Nyanyi 8 Lagu Termasuk "All of Me"

Ekonomi dan bisnis | 14 November 2022, 10:05 WIB
Presiden Joko Widodo bersalaman dengan penyanyi asal AS John Legend, dalam Atlantic Council Global Food Security Forum (Forum Keamanan Pangan Global) yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11/2022). (Sumber: Biro Setpres )

JAKARTA, KOMPAS.TV- Penyanyi Amerika Serikat John Legend ikut tampil meramaikan side event G20. Tepatnya dalam forum Atlantic Council Global Food Security Forum (Forum Keamanan Pangan Global) yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11/2022). 

John Legend tampil di depan Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri kabinet, serta delegasi lainnya. Ia menyanyi setelah presiden menerima penghargaan Global Citizen Award dari Atlantic Council. 

Ia menyanyikan 8 lagu, diantaranya "Ordinary People", "Love Me Now", "Hard Times", dan "All of Me". Dalam penampilannya, John Legend juga menyebut negaranya yang notabene merupakan negara maju, juga masih ada masyarakat yang kelaparan. 

Diberitakan Kompas TV sebelumnya, usai mendapatkan penghargaan itu Jokowi mengatakan penghargaan tersebut merupakan motivasi untuk meningkatkan peran serta dalam menyelesaikan permasalahan dunia.

Baca Juga: Jokowi Terima Penghargaan Global Citizen Award

“Terima kasih atas penghargaan Global Citizen Award kepada saya dan ini akan makin memotivasi saya dan pemerintah Indonesia untuk menjalankan tanggung jawab besar menjadi bagian dari solusi dunia,” ujar Presiden. 

Menurut Presiden, selama bekerja dirinya tidak pernah berpikir untuk mendapatkan penghargaan. Presiden mengaku hanya menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab dan sesuai dengan nilai kemanusiaan.

“Tidak pernah terpikir di benak saya memperoleh penghargaan yang terhormat ini. Yang selama ini saya lakukan adalah hanya bekerja sebaik mungkin dengan penuh tanggung jawab demi nilai-nilai kemanusiaan,” ucap Presiden.

Selain itu, Indonesia sebagai negara majemuk yang terdiri atas 17 ribu pulau, 1.340 suku bangsa, dan 652 bahasa lokal dinilai telah mengajarkan nilai-nilai toleransi, perdamaian, persatuan, hingga kerja sama. Oleh sebab itu, Presiden selalu menyempatkan diri turun langsung ke lapangan untuk melihat kesulitan yang dihadapi masyarakat.

Baca Juga: Indonesia Jadi Ketua ASEAN, Jokowi Ingatkan Potensi Perang Dingin Baru

“Kesulitan terbesar selalu dirasakan oleh mereka yang berada di bawah, oleh keluarga miskin, oleh negara yang berpenghasilan rendah. Oleh sebab itu, saya selalu berusaha keras untuk memperjuangkan kemerdekaan rakyat kecil dan juga menyuarakan kepentingan negara-negara berpenghasilan rendah di berbagai forum,” ungkapnya.

Presiden juga menegaskan bahwa dunia tidak dapat dibangun dengan rivalitas dan keserakahan, namun harus dibangun dengan toleransi dan kerja sama yang saling menghormati dan saling menguntungkan. Melalui semangat toleransi dan kerja sama tersebut, Indonesia akan menjalankan amanat sebagai presidensi G20 tahun 2022 dan keketuaan Indonesia di ASEAN pada tahun 2023 mendatang.

“Presidensi Indonesia di G20 tahun ini dan keketuaan Indonesia di ASEAN tadi sudah diserahterimakan kepada saya tahun depan dilandasi dengan semangat-semangat tersebut,” ujar Presiden.

Untuk diketahui, penganugerahan Global Citizen Award merupakan acara tahunan yang diselenggarakan Atlantic Council di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York. Dalam acara yang digelar pada 19 September 2022 lalu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi hadir secara langsung untuk mewakili Presiden Jokowi menerima penghargaan tersebut.

Baca Juga: Jelang KTT G20 di Bali, 14 Kapal Perang TNI AL Dikerahkan

Sejumlah tokoh dunia juga pernah mendapat penghargaan tersebut karena dinilai telah memberikan kontribusi nyata bagi dunia. Di antaranya adalah mendiang Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, mantan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, hingga Perdana Menteri Belanda Mark Rutte.

Selain kepada Presiden Jokowi, penghargaan Global Citizen Award tahun 2022 juga dianugerahkan kepada Presiden Finlandia Sauli Niinistö, Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson, CEO Google dan Alphabet Sundar Pichai, serta aktor dan UNESCO Special Envoy for Peace and Reconciliation Forest Whittaker.

Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus

Sumber :


TERBARU