Harmonisasi Alam dan Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Tambang Nikel Sorowako
Ekonomi dan bisnis | 2 November 2022, 11:27 WIBPT Vale melakukan pemasangan alat penangkapan debu di pabrik yang dapat menyaring debu sampai di bawah ambang batas baku mutu yang diterapkan pemerintah. Hal ini bisa dibuktikan dari kualitas udara yang sejuk dan bersih, berkat upaya PT Vale yang ketat mematuhi aturan-aturan yang berlaku.
Pemberdayaan Masyarakat Sorowako
Di Luwu Timur terdapat memiliki empat kecamatan yang didukung dan diberdayakan langsung oleh PT Vale, yakni Kecamatan Nuha, Towuti, Wasuponda, dan Malili.
Dari empat kecamatan tersebut, PT Vale memfasilitasi pemasaran produk UMKM dengan menghadirkan Galeri Kareso Anatowa sebagai pusat oleh-oleh khas Luwu Timur.
Galeri yang dikekoladikelola BUMDesma BUMDESMA (Badan Usaha Milik Desa Bersama) ini menjual produk andalan berupa beragam keripik dari hasil kebun sendiri. Tidak jauh dari galeri, terdapat juga Panti Sehat HIPHO, Himpunan Penggiat Herbal Organik.
Pengunjung bisa belajar membuat minuman herbal di sini, misal ramuan untuk hipertensi dengan bahan kumis kucing, meniran, kunyit, daun pandan, temu lawak, dan daun salam.
Cara membuatnya tergolong mudah. Pertama, rebus bahan herbal tadi pada air mendidih selama 10 menit. Jika sudah, tunggu hingga buihnya hilang, lalu saring dan siap untuk diminum.
Kontribusi PT Vale Indonesia Tbk juga sampai pada program pemberdayaan masyarakat. Salah satunya, di bidang pertanian sayur organik. Program ini memberikan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat sekitar untuk mengenal dan menanam sayur organik.
“Terus terang di Luwu Timur ini, kita banyak melihat potensi pertanian luar biasa. Bahkan, sekitar 300 ribu hektar dialokasikan oleh pemerintah untuk area pertanian. Di sini, kami lihat apa yang bisa dibantu dan dilakukan. Program kami yang pertama adalah padi organik yang sudah cukup berhasil. Saat ini kami mau meningkatkan ke ekosistem organik,” ujar Febriany Eddy, CEO PT Vale.
Sayur organik diyakini lebih sehat daripada sayur pada umumnya. Sebab, dari proses penanaman sampai pupuk semua menggunakan bahan organik.
“Memang kalau non-organik itu hasilnya banyak, tetapi tanaman organik jauh lebih sehat untuk dikonsumsi,” jelas Ameria Sinta selaku Koordinator Kelompok Tani Momoiko Padoe.
Pada penanaman padi, PT Vale juga memberikan pelatihan tentang metode untuk menanam padi organik. Ketua Asosiasi Petani Sri Organik (APSO) Luwu Timur Yuli Sumule menjelaskan sistem bertani menggunakan metode SRI organik.
Metode ini menggunakan bibit berbentuk biji tanam yang berumur satu minggu dan menggunakan air yang tidak terlalu banyak. Kemudian, tiap minggunya, bibit disemprot pengendali hama, diberi pupuk organik, serta dilakukan penyiangan menggunakan gasrok.
Tidak hanya budidaya sayur dan padi organik, tempat ini juga melakukan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang juga mendukung peternakan ayam secara organik.
Perbedaan beternak ayam secara organik dan non-organik terletak dari pakan dan minuman herbal, yaitu jamu berisi rempah seperti jahe, kunyit, temu lawak, dan kencur.
Kotoran ayam-ayam organik pun ternyata dapat dimanfaatkan kembali menjadi pupuk yang begitu sehat bagi tanaman. Para pemuda sekitar mempelajari cara mengembangkan penanaman sayur hidroponik serta menggunakan media tanah dengan memanfaatkan kotoran ayam organik.
“Untuk kotoran ayam, kami jadikan pupuk untuk tanaman di tanah, seperti tanaman kangkung,” kata Abdul Halim, Koordinasi Divisi Sayur Hidroponik & Sayuran Organik.
Peternakan dan pengelolaan tanaman hidroponik ini dikelola oleh kelompok Woliko yang mayoritas beranggotakan penyandang disabilitas. Keterbatasan mereka tidak menjadi hambatan untuk terus maju dan berkarya.
Hal Program-program tersebut didukung penuh oleh PT Vale Indonesia Tbk yang memanfaatkan potensi di wilayah sekitar lingkar tambang dan mentransformasikannya menjadi kesejahteraan untuk masyarakat.
Penulis : Meirna-Larasati
Sumber : Kompas TV