> >

JK Minta Menkeu Sri Mulyani Jangan Takuti Masyarakat Soal Ancaman Resesi: Ada Masalah, Kita Hadapi

Ekonomi dan bisnis | 29 Oktober 2022, 07:44 WIB
Foto arsip - Wakil Presiden RI Ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) bicara soal resesi 2023 dalam sambutan Perayaan Kalla Group 70 Tahun yang berlagsung di Kempinski Grand Ballroom, Jumat (28/10/2022) malam. (Sumber: Kompas.com/PRIYOMBODO)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Mantan wakil presiden (wapres) Jusuf Kalla atau JK meminta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani untuk tidak mengeluarkan narasi yang ‘menakuti-nakuti’ masyarakat dalam menghadapi ancaman resesi.

Dia menilai, krisis tidak selamanya buruk dan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak.

“Saya bilang pada Sri Mulyani jangan takut-takut orang tahun depan akan kiamat (krisis ekonomi). Jangan kasih takut semua orang. Ini negeri luas, kalau ada masalah, hadapi, kita jangan takut,” ujarnya dalam sambutan Perayaan Kalla Group 70 Tahun yang berlagsung di Kempinski Grand Ballroom, Jumat (28/10/2022) malam seperti yang dilaporkan tim jurnalis Kompas TV, Vedrizqa Ananda dan Yanuar Ruslim.

Baca Juga: Ekonom Senior Chatib Basri: Potensi Indonesia Alami Resesi Rendah

Jusuf Kalla menuturkan memang turut menyoroti soal ancaman krisis ekonomi yang akan dihadapi Indonesia pada tahun 2023.

Untuk itu, JK bahkan menghubungi Menkeu Sri Mulyani secara langsung agar tidak membuat masyarakat khawatir soal krisis global.

Jusuf Kalla juga memandang, Indonesia akan mampu menghadapi resesi karena mempunyai komoditas lokal yang mampu menggerakkan ekonomi dalam negeri sendiri.

Sebagaimana diketahui, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam berbagai kesempatan seringkali menyinggung soal resesi yang diperkirakan terjadi pada 2023. Dia menilai kondisi saat ini dapat dipastikan memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi, termasuk di Indonesia.  

"Bank Dunia sudah menyampaikan kalau bank sentral di seluruh dunia melakukan peningkatan suku bunga secara cukup ekstrem dan bersama-sama, maka dunia pasti mengalami resesi di 2023. Inilah yang sekarang sedang terjadi," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa secara virtual, Senin (27/9/2022).

Baca Juga: Lakukan 7 Tips Ini agar Tak Bingung untuk Hadapi Resesi 2023

Sri Mulyani juga sempat menuturkan tiga ancaman kondisi ekonomi global. Pertama, mengenai pandemi covid-19 yang belum sepenuhnya berakhir. Banyak negara kini masih dihadapkan dengan penambahan kasus baru dan scaring effect pasca pandemi.

Kedua, perubahan iklim. Dia menegaskan masalah ini bukan akan terjadi di masa depan, melainkan sudah terasa saat sekarang.

Ketiga adalah perang. Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sudah bertemu dengan banyak pimpinan dunia, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, tidak dapat memastikan kapan perang akan berakhir.

"Geopolitik tension dari negara-negara yang menguasai ekonomi mayoritas dunia, AS adalah negara terbesar ekonomi, China kedua ekonominya dan Eropa region atau Rusia negara yang tidak kecil. Jadi tensi tinggi perang jelas jadi suatu ketidakpastian," jelasnya dalam acara UOB Economic Outlook.

Keseluruhan persoalan ini, menurut Sri Mulyani, tidak hanya akan berdampak pasar keuangan. Akan tetapi juga menyasar sisi yang dibutuhkan masyarakat umum, seperti energi hingga pangan.
 

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU